Saturday, December 10, 2016 0 komentar

Travelling ke Pulau Pari, Kepulauan Seribu

Pengalaman kali ini adalah ketika saya masih bekerja di Jakarta, saya melakukan perjalanan pada bulan November 2012. Serunya adalah rame-rame backpackeran dengan rekan kerja saya, karena bingung mau kemana, waktu dan budget terbatas. Maka salah satu teman yang ada pengalaman travelling usul ke Pulau Pari di kepulauan seribu. Sebenarnya banyak pulau favorit di kepulauan seribu seperti pulau Tidung, karena khawatir terlalu ramai, kami memutuskan pergi ke Pulau Pari. Tahu tidak tarifnya teman-teman? Waktu itu hanya 400ribu, itusudah termasuk transportasi bolak-balik, penginapan satu malam (waktu itu kami bepergian selama 2 hari 1 malam), makan, sewa peralatan snorkeling dan pemandu. Luar biasa murah kan? Tapi memang jangan berharap mewah karena memang kelas backpacker, tapi dengan harga seperti itu, dengan fasilitas yang diberikan, sangat memuaskan.

All in à 400rb s/d 450rb untuk 2 hari 1 malam (Transport PP, penginapan, makan, peralatan snorkeling, pemandu, Bakar Ikan)

Ay Ay Kapten, Lets Go to Pulau Pari
Perjalanan di mulai dari Pelabuhan Muara Angke. Pelabuhan ini sehari-hari digunakan pelabuhan nelayan sehingga tidak heran ketika kita disana kita akan melihat banyak sekali kapal-kapal nelayan berjajar. Bisa dibilang, kapal yang kita gunakan untuk menyeberang ke Pulau Pari adalah kapal nelayan yang dialihfungsikan menjadi kapal penyebrangan 
Narsis di Tengah Kepungan Perahu Nelayan
Kapal Siap Berangkat !!!
Begitu sampai di Muara Angke, aroma petualangan sudah terlihat. Orang-orang yang ingin menyeberang ke Kepulauan Seribu cukup banyak, kebanyakan pekerja Jakarta yang ingin memanfaatkan hari libur sabtu minggu, termasuk kami :D. Sesampainya disana kita akan di pandu oleh pemandu biro perjalanan wisata, untuk menuju kek kapal yang kita tumpangi. Yang paling seru jika kapal kita tidak tepat menyandar di dermaga tetapi ditengah jajaran kapal. Kita akan sedikit melompat dari satu kapal ke kapal lain untuk menuju ke kappal yang kita tumpangi. Perjalanan ke Pulau Pari memakan waktu sekitar 3 jam.

Begitu Sampai Langsung GoWes
Sesampainya di pulau kami langsung bertemu dengan pemandu yang mengantarkan kita untuk istirahat di rumah. Ya, karena paket yang low cost kami menginap di perumahan penduduk, memang tidak mewah tapi cukup nyawan untuk beristirahat. Selain itu kita sudah disediakan sepeda untuk mengelilingi pulau. Tanpa banyak menghabiskan waktu istirahat kami langsung bersepeda mengelilingi pulau. 

Nyemplung dan Dinginin Kaki
Pulau ini sangat kecil hingga kita tidak memerlukan kendaraan bermotor untuk mengelilinginya. Hanya bermodal sepeda kita bisa berhenti di spot-spot pantai terdekat.

Kring-kring Awas Mau Lewat !!
Santai Dulu Kaya di Pantai (Emang Bukan Pantai??)
Loncatan Kepiting
Nemu Botol Ajaib !!!!.
Melakukan sedikit kegilaan, melakukan selfie ekspresif untuk melepas penat :D

Untuk tempat berikutnya kami mengunjungi tempat penelitian LIPI, saya kurang tahu pasti tapi tempat tersebut memiliki jalan setapak yang menjorok menuju laut. Mungkin untuk melakukan observasi laut atau observasi yang lain. Daripada pada penasaran mari kita lihat apa yang ada di ujung sana.

Jalan Setapak Kemana Ujungnya?
Menemukan Mr Crab
Masih Jauhkah?
FINISH !!!
Yap, cukup seru selama kita berjalan, pemandangan cukup indah. Pertama kita melewati beberapa pohon bakau, kemudian kita berjalan di area yang kiri kanannya sudah laut. Terpaan angin membuat ngantuk, eh semangat. Tengok kiri kanan, ada teman yang menangkap Mr. Crab :D. Akhirnya sampailah di ujung nongkrong-nongkrong dan makan angin.hehe.

Spot berikutnya menuju pantai yang memiliki nama. Soalnya di pantai sebelumnya kita tidak menemukan nama:D. Ini mungkin bisa dibilang primadona Pantai di Pulau Pari. Namanya Pantai Perawan, mungkin ada juga Pantai Perjaka (think)

Pantai Perawan
Main Voli
Main Bola
Main Sampan (Sewa tapi Ya)
Sunset Bung
Wow seru karena ada area untuk bermain voli dan bola, tapi jangan harap ada ombak ya. Disini lautnya tenang, sehingga kalau mau nyebur pasti serasa dikolam pribadi :D.

Next saatnya snorkeling, ini dibilang menu utama kita travelling ke Pulau Pari, kita akan diajak ke spot yang memiliki terumbu karang yang ciamik. Kita naik kapal yang mirip dengan kita berangkat, menuju spot-spot tersebut.
Nampang Dulu, Kura-kura Orange Beraksi
Terapung apung. Help !!
Sebenarnya terumbu karang yang kami lihat sangat indah. Karena tidak ada yang bawa kamera underwater, ya sudah. Foto upper water aja yang kami dapat :D

This is it!! PULAU PARI !!

Walau murah tapi serunya luar biasa, HAPPY TRAVELLING :D




Wednesday, October 26, 2016 0 komentar

Travelling ke Pulau Bintan, Kepulauan Riau.

Share lagi pengalaman travelling saya yang berikutnya yaitu ke Pulau Bintan, di Kepulauan Riau. Travelling ini saya lakukan pada bulan Oktober 2014, sudah cukup lama tapi semoga sharing ini paling tidak memberikan gambaran tentang travelling di Pulau Bintan.

Sumber foto pribadi : Pantai Trikora Pulau Bintan

Sedikit info tentang Pulau Bintan, Pulau Bintan adalah pulau besar di Provinsi Kepulauan Riau, di pulau ini juga terdapat Ibu Kota Kepulauan Riau yaitu Tanjung Pinang. Pulau – pulau lain yang cukup terkenal adalah Pulau Batam yang lebih dikenal sebagai pusat industri dan perdagangan serta Pulau Natuna yang terkenal dengan keindahan laut dan pantainya. Natuna akan menjadi target travelling saya berikutnya :D

Sumber www.tropical-asia.de : Letak Pulau Bintan

Mari kita lihat dari sisi akomodasi, bagaimana kita bisa mencapai Pulau Bintan dengan nyaman. Jika anda dari Batam maka sangat mudah, banyak terdapat ferry cepat seperti “Baruna” dan “Marina” yang hanya memakan waktu kurang lebih 2 jam untuk menyeberang ke Tanjung Pinang. Karena saya berdomisili di Kota Dumai Riau maka waktu itu saya menggunakan “Dumai Line” yang perjalananya memakan waktu sekitar 7 jam, sehingga jika kita berangkat pagi akan sampai pada sore hari. Akan tetapi jangan khawatir bagi teman-teman yang domisili di Jakarta banyak maskapai yang melayani penerbangan dari Jakarta (Bandara Soekarno-Hatta) ke Tanjung Pinang - Pulau Bintan (Bandara Raja Haji Fisabilillah) seperti Garuda Indonesia, Lion Air hingga Sriwijaya.
Via Udara : Jakarta ke Tanjung Pinang à 500rb s/d 800rb
Via Laut    : Batam ke Tanjung Pinang à 60rb s/d 70rb 

Bagaimana kita mengelilingi Pulau Bintan? Kita bisa menyewa mobil jika include driver adalah 450rb sedangkan untuk mengendarai sendiri sekitar 300rb. Taxi di bandara juga cukup banyak. Karena kebetulan sedang beruntung, ketika menginap di area Trikora saya bisa mendapatkan sewa motor dari penduduk sekitar dengan tarif 70 rb/hari. Cukup menyenangkan untuk perjalanan pendek ke areal pantai di Pulau Bintan.
                Sewa mobil à 300rb s/d 450rb / hari
                Sewa Motor à 70rb /hari

Jika ingin menikmati ibu kota tanjung pinang sebelum ke area spot – spot wisata, menginap di Tanjung Pinang bisa menjadi pilihan. Atau langsung menginap di area-area wisata seperti sekitar Pantai Trikora maupun Pantai Lagoi, disana banyak pilihan hotel maupun resort. Bila menginap di Lagoi harganya cukup mahal karena rata-rata tarifnya pun menggunakan dollar. Waktu itu saya memilih menginap di area Pantai Trikora yaitu Majorly Beach Resort, walaupun pintu masuknya kurang meyakinkan, tapi didalamnya cukup bagus, bahkan cukup “worthed” jika dengan harga yang di tawarkan yaitu 300rb per malam. Kemudian sebelum kembali, saya menginap di Aston Tanjung harganya cukup terjangkau untuk ukuran hotel berbintang 4, sekitar 500 rb/malam.

Menginap di Pulau Bintan à 300rb s/d 600rb / malam

Sumber foto pribadi : Teras di Majorly Beach

Sumber foto pribadi : Pondok di Majorly Beach

Sumber foto pribadi : Balai-balai di Majorly Beach

 
Sumber foto pribadi : Dipan Panjang di Pondok Majorly Beach

Di Majorly Beach Resort memiliki beberapa keunggulan, dimana penginapannya memiliki rumah pondok kayu yang berdiri sendiri-sendiri, memberi kesan private dan alami. Kemudian nuansa pantai yang di depannya menambah sejuk. Pasirnya cukup halus hanya memang tidak ada ombak, lumayan untuk menikmati pemandangan dengan tanpa pergi kemanapun. Disana disediakan tempat-tempat duduk panjang dan gazebo-gazebo yang membuat kita nyaman untuk duduk bersantai :D

Karena di areal Pantai Trikora maka saya menggunakan sepeda motor, cukup seru, hanya bermodal Google Maps, saya menjelajahi Pantai Trikora, asyiknya pantai-pantai ini tidak perlu tarif masuk, karena dia terhampar di samping jalan-jalan utama, baru jalan sebentar, sudah banyak terdapat spot-spot pantai yang bisa disinggahi. Cukup berjalan di ke arah utara pulau maka sepanjang tersebut adalah pantai.

Sumber foto pribadi : Pantai Trikora

 
Sumber foto pribadi : Pantai Trikora

Sumber foto pribadi : Pantai Trikora

Sumber foto pribadi : Pantai Trikora

Masing-masing foto di atas adalah spot yang berbeda, sehingga cukup memuaskan berjalan di sepanjang jalan area pantai Trikora. Disana juga banyak penjual kelapa muda sehingga kita bisa menikmati indahnya pantai sembari minum kelapa muda. Sayangnya saya tidak sempat hingga Lagoi karena terbatasnya waktu dan tenaga :D Konon katanya Pantai Lagoi sangat indah, traveler jika sempat ke Pulau Bintan wajib untuk mengunjunginya.

Setelah lelah berjalan-jalan tentu membuat perut kita lapar, hasil tengok kiri-kanan jalan, akhirnya jatuhlah pilihan pada makanan seafood, makanannya enak dan tergolong terjangkau. Selain itu dipinggir-pinggir jalan juga banyak di jual otak-otak yang dibakar langsung ketika ada pesanan.

Sumber foto pribadi : Tempat Makan Seafood sekitar Trikora

Hari berikutnya saya memutuskan untuk pergi ke Pulau Penyengat, untuk ke Pulau ini kita harus menyeberang dengan sampan yang dikenal dengan pompong, bila ingin murah kita bisa menunggu sampai sampan tersebut penuh, biaya per orang nya adalah 5ribu. Jika kita pergi rombongan kita bisa mencharter 1 pompong, waktu itu sekitar 150rb. Waktu penyebrangan tidak memakan waktu yang lama, hanya sekitar 20 menit.

Pulau Bintan ke Pulau Penyengat à 10rb /orang atau charter 150rb /pompong

Sumber foto pribadi : Penyebrangan menggunakan Pompong

Pulau penyengat adalah pulau kecil dengan tawaran wisata sejarah, disana banyak terdapat makam-makam bersejarah, meriam, balai adat melayu, bangunan bekas pemerintahan pada masa lampau serta masjid raya sultan riau.

Sumber foto pribadi : Peta Pulau Penyengat

Peta pulau penyengat terlihat di areal sekitar Masjid Raya Sultan Riau. Terlihat dari foto peta di atas, lokasi-lokasi tempat bersejarah yang ada, saking kecilnya pulau ini bisa dikelilingi dengan berjalan kaki. Jika memang ingin sedikit ber olah-raga dengan berjalan kaki disarankan dilakukan di pagi hari sehingga sore hari semua tempat-tempat wisata itu bisa di kunjungi. Tapi juga ditawarkan kemudahan yaitu menggunakan semacam becak motor dengan bentuk atap yang unik, cukup dengan 25rb teman-teman bisa berkeliling pulau dengan nyaman. Jangan khawatir dari satu spot ke spot yang lain kita membayar, karena setiap spot anda akan ditunggu dan menuju ke spot yang lain. Becak motor ini sudah banyak menunggu di pintu kedatangan Pulau Penyengat.

Berkeliling dengan Becak Motor di Pulau Penyengat à 25ribu

Sumber foto pribadi : Becak Motor di Pulau Penyengat

Sumber foto pribadi : Masjid Raya Sultan Riau

Sumber foto travel.detik.com : Masjid Raya Sultan Riau

Masjid Raya Sultan Riau ini cukup luas dan indah, saya takjub di Pulau Sekecil ini ternyata banyak menyimpan kekayaan sejarah salah satunya Masjid Raya Sultan Riau ini. Konon salah satu bahan bangunan masjid ini menggunakan telur, saya tidak bisa membayangkan berapa banyak telur yang digunakan :D . Karena saya baru tiba siang hari menjelang Dhuhur, saya sempatkan untuk shalat Dhuhur di masjid ini, arealnya sangat bersih dan terawat serta memiliki air yang segar untuk berwudhu.

Sumber foto pribadi : Balai Adat Melayu

Sumber foto pribadi : Balai Adat Melayu

Pada bangunan di atas adalah Balai Adat Melayu, yang mencerminkan bangunan khas melayu, yang bertipikal rumah panggung dan ornamen atapnya yang unik. Di dalam bangunan tersebut terdapat ruangan yang cukup luas, yang dihiasi dengan ornamen dan corak-corak melayu. Bila teman-teman berada di bangunan ini, sempatkan untuk ke bagian bawah Bangunan ini dimana terdapat sumur air tawar yang dipercaya banyak memberikan berkah jika meminumnya. Saya menyempatkan diri untuk meminum air dari sumur tersebut di pandu oleh bapak yang menjaga sumur untuk berdoa sebelum meminumnya. Tentu air tersebut akan memberikan manfaat atas izin Yang Maha Kuasa. Air saya minum itu sangat segar, mirip dengan air tawar yang biasa kita minum tidak berbau maupun berasa

Sumber foto pribadi : Istana Kantor

Sumber foto pribadi : Istana Kantor

Saya juga menyempatkan diri ke “Istana Kantor” yang merupakan Istana dari Yang Dipertuan Muda Riau VIII Raja Ali (1844-1857). Selain digunakan sebagai kediaman, bangunan yang dibangun pada tahun 1844 ini juga difungsikan sebagai kantor oleh Raja Ali. Raja Ali adalah yang menciptakan “Gurindam 12”. Apabila kita me-refresh kembali pelajaran Bahasa Indonesia, atau bagi masih belajar, maka “Gurindam 12 ini tidak asing lagi di telinga kita. Semacam sajak yang berima, dimana isinya kurang lebih untuk meningkatkan ketakwaan dengan Allah SWT dan berhubungan baik dengan sesama. 

Sumber foto pribadi : Gurindam Dua Belas di Makam Ali Haji

Setelah berlelah-lelah berkeliling pulau. Jangan lupa untuk menikmati kuliner pulau penyengat, berbagai macam kuliner seafood seperti ikan bakar, sotong dan yang unik adalah gonggong. Gonggong ini adalah semacam keong yang memiliki rasa yang yang gurih dan nikmat. Ikan bakarnya pun punya saus yang enak, serta dari rasanya ikan tersebut terasa sangat fresh karena tidak amis, dagingnya pun segar dan “juicy”.

Sumber foto travel.detik.com : Gonggong

Sore hari saya sudah kembali ke Pulau Bintan. Waktu itu saya memutuskan untuk pindah penginapan di Kota Tanjung Pinang. Saya antusias untuk membeli oleh-oleh khas tanjung pinang. Waktu itu saya membeli oleh-oleh bernama “Batang Buruk”, rasanya renyah dan langsung pecah dimulut. Baru kali ini saya merasakan panganan seperti ini, rasa yang dominan adalah rasa kacang hijau. Kemudian saya membeli kerupuk ikan yang ukurannya lebih kecil dari kerupuk ikan yang kita kenal di Kalimantan.
Sumber foto akudankuihbb.blogspot.co.id : Batang Buruk

Pada travelling kali ini, menjadi special karena saya ditemani oleh istri tersayang. Happy Travelling^^


Saturday, May 7, 2016 0 komentar

Travelling Ke Sabang, Pulau We, Aceh

Bila kita ingat lagu-lagu nasional jaman sekolah “Dari sabang sampai merauke..berjajar pulau-pulau..”. Jadi start awal yang harus dikunjungi traveller di Indonesia adalah Sabang. Sedikit berbagi pengalaman saya yang  berkesempatan untuk liburan di Sabang, Aceh pada Mei 2014, merupakan pengalaman yang tidak pernah terlupakan. Suasananya yang masih asri dan alamnya yang begitu menawan, tidak salah kalau sabang sudah wajib hukumnya untuk dikunjungi.

Aceh, bila mendengar kota ini tentu kita mengingat dengan jelas kejadian tsunami tahun 2004, meskipun menyisakan luka, saat ini aceh sudah kembali bangkit. Aktivitas sudah kembali normal, sisa – sisa kejadian 2014 digantikan dengan kecerian baru dan monument-monumen yang banyak berdiri. Bahkan, pariwisata pun kembali menggeliat, menjadikan aceh kembali menjadi area wisata yang menawan.

Untuk ke sabang, tentu kita harus menuju ibu kota aceh terlebih dahulu yaitu Banda Aceh. Akomodasi dari Jakarta cukup terjangkau, bila menggunakan maskapai ekonomis kita bisa terbang ke Aceh menuju Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda dengan kisaran tiket IDR 800ribu.
  • Akomodasi ke Banda Aceh à Jakarta – Aceh  : IDR  800ribu – 1juta
Sebelum menyebrang ke Sabang, tak ada salahnya untuk sedikit mengunjungi tempat-tempat wisata di Aceh. Untuk mengelilingi aceh disarankan menggunakan mobil sewa, kebetulan saat itu saya menggunakan mobil teman yang memang asli aceh. Hasil googling, untuk sewa mobil di Aceh tidaklah mahal, pada kisaran 250rb sampai 300rb (belum termasuk driver).
  •  Sewa Mobil di Aceh à IDR 250ribu – 300ribu

 =BANDA ACEH=

MASJID AGUNG BAITURAHMAN BANDA ACEH


Sampai di Aceh tidak sah rasanya bila belum berkunjung ke Masjid Agung Baiturahman. Saat kejadian tsunami menyapu aceh, masjid ini masih berdiri tegak, sementara bangunan sekitarnya banyak rusak tersapu air. Masjid ini cukup luas dan terletak di pusat kota di depannya terdapat banyak pertokoan dan pusat oleh-oleh.

MUSEUM TSUNAMI

    Sumber : panduanwisata.id

Sempatkan juga untuk mampir ke Museum Tsunami, informasi dari teman, bila kita kesana kita akan diputarkan film  kembali kejadian tsunami. Saat itu saya tidak sempat mampir, namun bila dilihat dari luar bangunan museum tersebut cukup megah.

PANTAI LAMPUUK


Selain monumen bangunan, Banda Aceh memiliki wisata alam yang indah, pantai yang sempat saya kunjungi adalah Pantai Lampuuk, pantai ini memiliki garis pantai yang sangat panjang dan pasir putih yang lembut. Disana juga terdapat pondok-pondok yang menjual kelapa muda dan aneka hidangan seafood. Untuk masuk, samasekali tidak ada pungutan biaya.


KULINER ACEH

Aceh juga menyajikan kuliner yang luar biasa nikmat, salah satunya adalah Nasi Gurih Aceh, kita bisa memilih lauk daging atau tongkol. Ketika itu saya memilih lauk tongkol, nasinya luar biasa gurih dan dijamin pengen tambah lagi

    Source Foto Pribadi : Nasi Gurih Aceh

Untuk hidangan satu ini cukup unik Ayam Tangkap mungkin karena ayamnya tersembunyi di antara daun-daun yang digoreng, kalau tidak salah dia menggunakan daun salam dan pandan. Aromanya hmm..sungguh menggugah selera. Dan tidak lengkap bila tidak dilengkapi dengan Sambel Ganja, tenang hanya namanya saja, tanpa ganja tentunya, bahan yang digunakan adalah belimbing wuluh dan potongan udang. Konon dulu benar-benar menggunakan daun ganja. Habis makan bisa langsung teler :D

 
    Source Foto Pribadi : Ayam Tangkap dan Sambel Ganja

Sate memang menjadi makanan khas dimanapun kita berada, tidak luput dengan Aceh yang memiliki kuliner khas untuk Sate yaitu Sate Matang. Kalau tidak salah kita bisa memilih dua jenis daing yaitu ayam atau kambing, untuk bumbu kacang yang disajikan dominan rasanya adalah gurih. Sangat nikmat disajikan dengan nasi putih yang hangat.

    Source Foto Pribadi : Sate Matang

BELANJA DI ACEH

- PASAR ATJEH

Kita bisa berbelanja di Pasar Atjeh, disini cukup lengkap dan memiliki kios-kios yang rapi serta nyaman untuk berbelanja, yang banyak di jual adalah pakaian, tas, juga baju-baju muslim. Saya waktu itu memutuskan untuk membeli mukena songket, karena menurut teman saya yang asli aceh, mukena itu cukup khas. Selain itu banyak juga terdapat tas-tas dengan motif aceh yang indah. Cocok untuk oleh-oleh ibu, istri, pacar gebetan atau teman tapi mesra. Hehe. Untuk oleh-oleh kaum Adam juga banyak,teman-teman bisa memilih peci yang terbuat dari rotan. Cukup unik bukan?


- PIYOH ACEH

Salah satu took souvenir unik adalah Piyoh, disini menjual aneka kaos yang bertuliskan serba aceh yang modelnya anak muda banget dan fresh dengan berbagai macam animasi. Selain itu juga terdapat gantungan yang bisa dijadikan alternative oleh-oleh.

    Source Foto : misterpiyoh.blogspot.com

- OLEH-OLEH MAKANAN KHAS ACEH

Begitu berhenti di pusat oleh-oleh makanan aceh, kami langsung kalap waktu itu kami membeli Kue Karah, Roti Bhoi, Asam Manis Pedas (Terdiri dari Asam Jawa dan Cabe), Dendeng Sapi  dan Kopi Aceh. Sebenarnya sangat banyak kue-kue lain yang menggugah selera seperti Kue Baradateuk, Dodol Nanas, dan lain sebagainya. Yang recommended adalah Dendeng Sapi, bisa sebagai tambahan masakan atau langsung di goreng rasanya manis dan gurih.

   Kue Karah, Source Foto : acehinformationcenter.blogspot.co.id

=SABANG, PULAU WE=

Selepas dari Banda Aceh, saatnya menuju destinasi Utama yaitu menyebrang ke Pulau We, Sabang. Untuk menuju kesana kita harus menaiki kapal penyebrangan yang memerlukan waktu yang tidak lama yaitu kurang lebih satu jam.  Kita berangkat dari Pelabuhan Penyebrangan Ulee Lheue (Agak susah nyebutnya yah) menuju Pelabuhan Balohan Sabang. Tarif kapal cukup terjangkau yaitu tarif Ekonomi pada kisaran IDR 50ribu, Eksekutif IDR 60ribu dan bila ingin nyaman dan berada pada deck atas bisa menggunakan kelas VIP tarif IDR 80ribu. Waktu itu kami kebetulan menggunakan kapal Ekpress Bahari.

    Source Foto Pribadi : Pelabuhan Penyebrangan Ulee Lheue

  • Ferry ke Sabang à IDR 50ribu – 80ribu
Well, sampai di Sabang kebetulan kami menginap di Fredies Pondok Santai, kami memilih tempat ini berdasar rekomendasi dari teman, selain murah, tempat pondok strategis yaitu berada di tebing pantai.


Memang tidak terdapat AC di pondok ini akan tetapi tempatnya cukup bersih dan sarapan nya nikmat. Pondok-pondok terbuat dari anyaman bambu jadi terkesan sangat alami.




Jangan khawatir, kita bisa turun di pantai dibawah penginapan, jadi ini adalah objek wisata yang praktis yang bisa kita nikmati sembari menginap. Daerah penginapan ini adalah di Sumur Tiga, yang memiliki pantai yang “cukup” indah. Kenapa dibilang “cukup” karena ada spot lain yang memiliki pantai yang jauh lebih menakjubkan.



Tetapi bila teman-teman menginginkan penginapan yang lebih nyaman, cukup banyak pilihan-pilihan penginapan di Sabang.
  • Penginapan di Sabang à IDR 325ribu / malam
Sebenarnya Pulau We cukup kecil sehingga tidak membutuhkan waktu yang lama untuk mengelilingi seluruh pulau. Untuk mengelilingi seluruh object wisata bila dengan durasi singkat, dua hari sudah menikmati semua spot, tetapi bila ingin puas maka waktu dua hari dirasa sangat kurang mengingat begitu indahnya spot-spot yang ada.

Source Foto diambil di Toko Oleh-Oleh Piyoh : Peta Pariwisata Sabang

KULINER SABANG

Saatnya memutari Pulau We, tapi sebelum kita memutari pulau, baiknya kita tahu makanan yang enak di sabang. Saya sangat terkesan dengan kuliner aceh maupun sabang salah satunya Mi Jala. Mi nya kecil-kecil tetapi sangat kenyal dan segar, sudah dipastikan bahwa ini adalan mi yang dibuat segar dari adonan, kemudian dengan telur setengah matang hmm.. sangat cocok untuk sarapan pagi dengan sajian kuah kaldu yang sedap.

    Source Foto pribadi : Mi Jala Sabang

Kemudian kuliner yang satu ini cukup unik dan bisa dibilang ini adalah kuliner favorit saya di Sabang, Sate Gurita. Daging gurita nya kenyal dipadu dengan saos kacang yang gurih dan manis, sangat menggugah selera, bila melihat porsi sepertinya tidak cukup hanya satu piring. Hehe..

    Source Foto pribadi : Mi Jala Sabang

Saatnya menuju spot-spot yang indah di Sabang, Sabang sudah memiliki jalan yang bagus dengan jumlah penduduk yang tidak terlalu banyak jalanan tidak macet seperti kota besar. Bahkan, spot pun sudah bisa kita nikmati di sela-sela perjalanan.




MONUMEN NOL KILOMETER

Ke Sabang tidak afdol rasanya jika tidak ke Monument Kilometer 0 Indonesia, dimana sabang merupakan pulau paling utara di wilayah Indonesia.


Dan, jangan lupa untuk membuat sertifikat nya, bukti bahwa teman-teman sudah mengunjungi kilometer 0. Jangan khawatir dengan prosesnya, biasanya tour guide akan menawarkan untuk difasilitasi atau meminta pada toko souvenir di sekitar situ untuk membuatkan. Nah, yang bikin sertifikat ini sah adalah, adanya tanda tangan pejabat berwenang. Jadi kita harus bersabar untuk menunggu sertifikat ini jadi keesokan harinya.


Di sekitar perjalanan pun kita banyak menemui spot pantai yang indah. Jadi tidak ada salahnya kita berhenti sejenak dan ber-selfie ria.



Sampai-lah di salah satu pantai favorit di Sabang yaitu Pantai Iboih, yang selalu menjadi ciri khas pantai-pantai di Sabang adalah pasirnya yang putih dan airnya yang begitu jernih, tidak ketinggalan pantai Iboih ini

PANTAI IBOIH

    Source Foto pribadi : Pantai Iboih

Sesampainya di Iboih jangan lupa untuk menyeberang di Pulau Rubiah, disana banyak memiliki spot-spot snorkeling yang menakjubkan. Jadi kita harus menyewa peralatan snorkling dan perahu penyebrangan, akan lebih menyenangkan jika menyebrang menggunakan perahu yang di bawahnya terdapat kaca, sehingga kita bisa melihat ikan-ikan yang berlalu lalang ketika kita menyebrang.

Source Foto pribadi : Tempat Penyewaan Alat Snorkeling dan Perahu Penyebrangan

PULAU RUBIAH : SPOT SNORKLING

Sesampainya di Pulau Rubiah, ternyata saya dikejutkan dengan pemandangan yang sangat indah. Pulau ini masih sangat alami sehingga melihat air lautnya seperti melihat akuarium raksasa. Ikan berwarna warni hilir mudik di perairan dangkal nan jernih.




AIR TERJUN PRIA LAOT

Menuju objek wisata air mancur, Air Terjun Pria Laot. Sebenarnya air terjunnya tidak terlalu tinggi, akan tetapi yang paling  indah menurut saya adalah perjalanan menuju air terjun tersebut. Di awal perjalanan kita disuguhi sungai jernih dangkal yang sangat asri kemudian setelahnya kita memasuki area hutan yang sungainya dihiasi batu-batu besar.




PIYOH SABANG

Nah tidak lengkap rasanya bila tidak mampir ke pusat oleh-oleh kami sarankan untuk belanja souvenir maupun makanan di Banda Aceh, selain khas Banda Aceh dan Sabang kurang lebih sama, untuk variasi dan pilihan lebih banyak di Banda Aceh. Tetapi bila menginginkan sesuatu yang berbau Sabang, teman-teman bisa mampir di Piyoh Sabang. Toko ini memiliki tema yang sama dengan Piyoh Banda Aceh

   Source : hendrijilidlima.blogspot.com 

Last but not least, travelling dan have fun-lah bersama teman-teman kita :D



HAPPY TRAVELLING SEMUANYA !!!




 
;