Share lagi pengalaman travelling
saya yang berikutnya yaitu ke Pulau Bintan, di Kepulauan Riau. Travelling ini
saya lakukan pada bulan Oktober 2014, sudah cukup lama tapi semoga sharing ini
paling tidak memberikan gambaran tentang travelling di Pulau Bintan.
Sumber foto
pribadi : Pantai Trikora Pulau Bintan
Sedikit info tentang Pulau
Bintan, Pulau Bintan adalah pulau besar di Provinsi Kepulauan Riau, di pulau
ini juga terdapat Ibu Kota Kepulauan Riau yaitu Tanjung Pinang. Pulau – pulau
lain yang cukup terkenal adalah Pulau Batam yang lebih dikenal sebagai pusat
industri dan perdagangan serta Pulau Natuna yang terkenal dengan keindahan laut
dan pantainya. Natuna akan menjadi target travelling saya berikutnya :D
Sumber www.tropical-asia.de : Letak Pulau
Bintan
Mari kita lihat dari sisi akomodasi,
bagaimana kita bisa mencapai Pulau Bintan dengan nyaman. Jika anda dari Batam maka
sangat mudah, banyak terdapat ferry cepat seperti “Baruna” dan “Marina” yang hanya
memakan waktu kurang lebih 2 jam untuk menyeberang ke Tanjung Pinang. Karena
saya berdomisili di Kota Dumai Riau maka waktu itu saya menggunakan “Dumai Line”
yang perjalananya memakan waktu sekitar 7 jam, sehingga jika kita berangkat
pagi akan sampai pada sore hari. Akan tetapi jangan khawatir bagi teman-teman
yang domisili di Jakarta banyak maskapai yang melayani penerbangan dari Jakarta
(Bandara Soekarno-Hatta) ke Tanjung Pinang - Pulau Bintan (Bandara Raja Haji
Fisabilillah) seperti Garuda Indonesia, Lion Air hingga Sriwijaya.
Via Udara : Jakarta ke Tanjung Pinang à
500rb s/d 800rb
Via Laut : Batam
ke Tanjung Pinang à
60rb s/d 70rb
Bagaimana kita mengelilingi Pulau Bintan? Kita bisa menyewa mobil jika
include driver adalah 450rb sedangkan untuk mengendarai sendiri sekitar 300rb.
Taxi di bandara juga cukup banyak. Karena kebetulan sedang beruntung, ketika menginap
di area Trikora saya bisa mendapatkan sewa motor dari penduduk sekitar dengan
tarif 70 rb/hari. Cukup menyenangkan untuk perjalanan pendek ke areal pantai di
Pulau Bintan.
Sewa mobil à 300rb s/d 450rb / hari
Sewa Motor à 70rb /hari
Jika ingin menikmati ibu kota tanjung pinang sebelum ke area spot –
spot wisata, menginap di Tanjung Pinang bisa menjadi pilihan. Atau langsung
menginap di area-area wisata seperti sekitar Pantai Trikora maupun Pantai Lagoi,
disana banyak pilihan hotel maupun resort. Bila menginap di Lagoi harganya
cukup mahal karena rata-rata tarifnya pun menggunakan dollar. Waktu itu saya
memilih menginap di area Pantai Trikora yaitu Majorly Beach Resort, walaupun
pintu masuknya kurang meyakinkan, tapi didalamnya cukup bagus, bahkan cukup “worthed”
jika dengan harga yang di tawarkan yaitu 300rb per malam. Kemudian sebelum
kembali, saya menginap di Aston Tanjung harganya cukup terjangkau untuk ukuran
hotel berbintang 4, sekitar 500 rb/malam.
Menginap di
Pulau Bintan à
300rb s/d 600rb / malam
Sumber foto
pribadi : Teras di Majorly Beach
Sumber foto
pribadi : Pondok di Majorly Beach
Sumber foto
pribadi : Balai-balai di Majorly Beach
Sumber foto
pribadi : Dipan Panjang di Pondok Majorly Beach
Di Majorly Beach Resort memiliki
beberapa keunggulan, dimana penginapannya memiliki rumah pondok kayu yang
berdiri sendiri-sendiri, memberi kesan private dan alami. Kemudian nuansa
pantai yang di depannya menambah sejuk. Pasirnya cukup halus hanya memang tidak
ada ombak, lumayan untuk menikmati pemandangan dengan tanpa pergi kemanapun.
Disana disediakan tempat-tempat duduk panjang dan gazebo-gazebo yang membuat kita
nyaman untuk duduk bersantai :D
Sumber foto pribadi : Pantai Trikora
Sumber foto pribadi : Pantai Trikora
Sumber foto pribadi : Pantai Trikora
Sumber foto pribadi : Pantai Trikora
Masing-masing foto di atas adalah
spot yang berbeda, sehingga cukup memuaskan berjalan di sepanjang jalan area
pantai Trikora. Disana juga banyak penjual kelapa muda sehingga kita bisa
menikmati indahnya pantai sembari minum kelapa muda. Sayangnya saya tidak
sempat hingga Lagoi karena terbatasnya waktu dan tenaga :D Konon katanya Pantai
Lagoi sangat indah, traveler jika sempat ke Pulau Bintan wajib untuk
mengunjunginya.
Setelah lelah berjalan-jalan
tentu membuat perut kita lapar, hasil tengok kiri-kanan jalan, akhirnya
jatuhlah pilihan pada makanan seafood, makanannya enak dan tergolong
terjangkau. Selain itu dipinggir-pinggir jalan juga banyak di jual otak-otak
yang dibakar langsung ketika ada pesanan.
Sumber foto pribadi : Tempat Makan Seafood
sekitar Trikora
Hari berikutnya saya memutuskan
untuk pergi ke Pulau Penyengat, untuk ke Pulau ini kita harus menyeberang
dengan sampan yang dikenal dengan pompong, bila ingin murah kita bisa menunggu
sampai sampan tersebut penuh, biaya per orang nya adalah 5ribu. Jika kita pergi
rombongan kita bisa mencharter 1 pompong, waktu itu sekitar 150rb. Waktu
penyebrangan tidak memakan waktu yang lama, hanya sekitar 20 menit.
Pulau Bintan ke Pulau Penyengat à 10rb /orang atau charter 150rb /pompong
Pulau Bintan ke Pulau Penyengat à 10rb /orang atau charter 150rb /pompong
Sumber foto pribadi : Penyebrangan
menggunakan Pompong
Pulau penyengat adalah pulau
kecil dengan tawaran wisata sejarah, disana banyak terdapat makam-makam
bersejarah, meriam, balai adat melayu, bangunan bekas pemerintahan pada masa
lampau serta masjid raya sultan riau.
Sumber foto pribadi : Peta Pulau Penyengat
Peta pulau penyengat terlihat di
areal sekitar Masjid Raya Sultan Riau. Terlihat dari foto peta di atas,
lokasi-lokasi tempat bersejarah yang ada, saking kecilnya pulau ini bisa
dikelilingi dengan berjalan kaki. Jika memang ingin sedikit ber olah-raga dengan
berjalan kaki disarankan dilakukan di pagi hari sehingga sore hari semua
tempat-tempat wisata itu bisa di kunjungi. Tapi juga ditawarkan kemudahan yaitu
menggunakan semacam becak motor dengan bentuk atap yang unik, cukup dengan 25rb
teman-teman bisa berkeliling pulau dengan nyaman. Jangan khawatir dari satu
spot ke spot yang lain kita membayar, karena setiap spot anda akan ditunggu dan
menuju ke spot yang lain. Becak motor ini sudah banyak menunggu di pintu
kedatangan Pulau Penyengat.
Berkeliling dengan Becak Motor di Pulau Penyengat à 25ribu
Berkeliling dengan Becak Motor di Pulau Penyengat à 25ribu
Sumber foto pribadi : Becak Motor di Pulau
Penyengat
Sumber foto pribadi : Masjid Raya Sultan
Riau
Sumber foto travel.detik.com : Masjid Raya
Sultan Riau
Masjid Raya Sultan Riau ini cukup
luas dan indah, saya takjub di Pulau Sekecil ini ternyata banyak menyimpan
kekayaan sejarah salah satunya Masjid Raya Sultan Riau ini. Konon salah satu
bahan bangunan masjid ini menggunakan telur, saya tidak bisa membayangkan
berapa banyak telur yang digunakan :D . Karena saya baru tiba siang hari
menjelang Dhuhur, saya sempatkan untuk shalat Dhuhur di masjid ini, arealnya
sangat bersih dan terawat serta memiliki air yang segar untuk berwudhu.
Sumber foto pribadi : Balai Adat Melayu
Sumber foto pribadi : Balai Adat Melayu
Pada bangunan di atas adalah
Balai Adat Melayu, yang mencerminkan bangunan khas melayu, yang bertipikal
rumah panggung dan ornamen atapnya yang unik. Di dalam bangunan tersebut
terdapat ruangan yang cukup luas, yang dihiasi dengan ornamen dan corak-corak
melayu. Bila teman-teman berada di bangunan ini, sempatkan untuk ke bagian
bawah Bangunan ini dimana terdapat sumur air tawar yang dipercaya banyak
memberikan berkah jika meminumnya. Saya menyempatkan diri untuk meminum air
dari sumur tersebut di pandu oleh bapak yang menjaga sumur untuk berdoa sebelum
meminumnya. Tentu air tersebut akan memberikan manfaat atas izin Yang Maha
Kuasa. Air saya minum itu sangat segar, mirip dengan air tawar yang biasa kita
minum tidak berbau maupun berasa
Sumber foto pribadi : Istana Kantor
Sumber foto pribadi : Istana Kantor
Saya juga menyempatkan diri ke
“Istana Kantor” yang merupakan Istana dari Yang Dipertuan Muda Riau VIII Raja
Ali (1844-1857). Selain digunakan sebagai kediaman, bangunan yang dibangun pada
tahun 1844 ini juga difungsikan sebagai kantor oleh Raja Ali. Raja Ali adalah
yang menciptakan “Gurindam 12”. Apabila kita me-refresh kembali pelajaran
Bahasa Indonesia, atau bagi masih belajar, maka “Gurindam 12 ini tidak asing
lagi di telinga kita. Semacam sajak yang berima, dimana isinya kurang lebih
untuk meningkatkan ketakwaan dengan Allah SWT dan berhubungan baik dengan
sesama.
Sumber foto pribadi : Gurindam Dua Belas di
Makam Ali Haji
Setelah berlelah-lelah
berkeliling pulau. Jangan lupa untuk menikmati kuliner pulau penyengat,
berbagai macam kuliner seafood seperti ikan bakar, sotong dan yang unik adalah
gonggong. Gonggong ini adalah semacam keong yang memiliki rasa yang yang gurih
dan nikmat. Ikan bakarnya pun punya saus yang enak, serta dari rasanya ikan
tersebut terasa sangat fresh karena tidak amis, dagingnya pun segar dan
“juicy”.
Sumber foto travel.detik.com : Gonggong
Sore hari saya sudah kembali ke
Pulau Bintan. Waktu itu saya memutuskan untuk pindah penginapan di Kota Tanjung
Pinang. Saya antusias untuk membeli oleh-oleh khas tanjung pinang. Waktu itu
saya membeli oleh-oleh bernama “Batang Buruk”, rasanya renyah dan langsung
pecah dimulut. Baru kali ini saya merasakan panganan seperti ini, rasa yang dominan
adalah rasa kacang hijau. Kemudian saya membeli kerupuk ikan yang ukurannya
lebih kecil dari kerupuk ikan yang kita kenal di Kalimantan.
Sumber foto akudankuihbb.blogspot.co.id : Batang Buruk
Pada travelling kali
ini, menjadi special karena saya ditemani oleh istri tersayang. Happy Travelling^^

























- Follow Us on Twitter!
- "Join Us on Facebook!
- RSS
Contact