Wednesday, October 26, 2016 0 komentar

Travelling ke Pulau Bintan, Kepulauan Riau.

Share lagi pengalaman travelling saya yang berikutnya yaitu ke Pulau Bintan, di Kepulauan Riau. Travelling ini saya lakukan pada bulan Oktober 2014, sudah cukup lama tapi semoga sharing ini paling tidak memberikan gambaran tentang travelling di Pulau Bintan.

Sumber foto pribadi : Pantai Trikora Pulau Bintan

Sedikit info tentang Pulau Bintan, Pulau Bintan adalah pulau besar di Provinsi Kepulauan Riau, di pulau ini juga terdapat Ibu Kota Kepulauan Riau yaitu Tanjung Pinang. Pulau – pulau lain yang cukup terkenal adalah Pulau Batam yang lebih dikenal sebagai pusat industri dan perdagangan serta Pulau Natuna yang terkenal dengan keindahan laut dan pantainya. Natuna akan menjadi target travelling saya berikutnya :D

Sumber www.tropical-asia.de : Letak Pulau Bintan

Mari kita lihat dari sisi akomodasi, bagaimana kita bisa mencapai Pulau Bintan dengan nyaman. Jika anda dari Batam maka sangat mudah, banyak terdapat ferry cepat seperti “Baruna” dan “Marina” yang hanya memakan waktu kurang lebih 2 jam untuk menyeberang ke Tanjung Pinang. Karena saya berdomisili di Kota Dumai Riau maka waktu itu saya menggunakan “Dumai Line” yang perjalananya memakan waktu sekitar 7 jam, sehingga jika kita berangkat pagi akan sampai pada sore hari. Akan tetapi jangan khawatir bagi teman-teman yang domisili di Jakarta banyak maskapai yang melayani penerbangan dari Jakarta (Bandara Soekarno-Hatta) ke Tanjung Pinang - Pulau Bintan (Bandara Raja Haji Fisabilillah) seperti Garuda Indonesia, Lion Air hingga Sriwijaya.
Via Udara : Jakarta ke Tanjung Pinang à 500rb s/d 800rb
Via Laut    : Batam ke Tanjung Pinang à 60rb s/d 70rb 

Bagaimana kita mengelilingi Pulau Bintan? Kita bisa menyewa mobil jika include driver adalah 450rb sedangkan untuk mengendarai sendiri sekitar 300rb. Taxi di bandara juga cukup banyak. Karena kebetulan sedang beruntung, ketika menginap di area Trikora saya bisa mendapatkan sewa motor dari penduduk sekitar dengan tarif 70 rb/hari. Cukup menyenangkan untuk perjalanan pendek ke areal pantai di Pulau Bintan.
                Sewa mobil à 300rb s/d 450rb / hari
                Sewa Motor à 70rb /hari

Jika ingin menikmati ibu kota tanjung pinang sebelum ke area spot – spot wisata, menginap di Tanjung Pinang bisa menjadi pilihan. Atau langsung menginap di area-area wisata seperti sekitar Pantai Trikora maupun Pantai Lagoi, disana banyak pilihan hotel maupun resort. Bila menginap di Lagoi harganya cukup mahal karena rata-rata tarifnya pun menggunakan dollar. Waktu itu saya memilih menginap di area Pantai Trikora yaitu Majorly Beach Resort, walaupun pintu masuknya kurang meyakinkan, tapi didalamnya cukup bagus, bahkan cukup “worthed” jika dengan harga yang di tawarkan yaitu 300rb per malam. Kemudian sebelum kembali, saya menginap di Aston Tanjung harganya cukup terjangkau untuk ukuran hotel berbintang 4, sekitar 500 rb/malam.

Menginap di Pulau Bintan à 300rb s/d 600rb / malam

Sumber foto pribadi : Teras di Majorly Beach

Sumber foto pribadi : Pondok di Majorly Beach

Sumber foto pribadi : Balai-balai di Majorly Beach

 
Sumber foto pribadi : Dipan Panjang di Pondok Majorly Beach

Di Majorly Beach Resort memiliki beberapa keunggulan, dimana penginapannya memiliki rumah pondok kayu yang berdiri sendiri-sendiri, memberi kesan private dan alami. Kemudian nuansa pantai yang di depannya menambah sejuk. Pasirnya cukup halus hanya memang tidak ada ombak, lumayan untuk menikmati pemandangan dengan tanpa pergi kemanapun. Disana disediakan tempat-tempat duduk panjang dan gazebo-gazebo yang membuat kita nyaman untuk duduk bersantai :D

Karena di areal Pantai Trikora maka saya menggunakan sepeda motor, cukup seru, hanya bermodal Google Maps, saya menjelajahi Pantai Trikora, asyiknya pantai-pantai ini tidak perlu tarif masuk, karena dia terhampar di samping jalan-jalan utama, baru jalan sebentar, sudah banyak terdapat spot-spot pantai yang bisa disinggahi. Cukup berjalan di ke arah utara pulau maka sepanjang tersebut adalah pantai.

Sumber foto pribadi : Pantai Trikora

 
Sumber foto pribadi : Pantai Trikora

Sumber foto pribadi : Pantai Trikora

Sumber foto pribadi : Pantai Trikora

Masing-masing foto di atas adalah spot yang berbeda, sehingga cukup memuaskan berjalan di sepanjang jalan area pantai Trikora. Disana juga banyak penjual kelapa muda sehingga kita bisa menikmati indahnya pantai sembari minum kelapa muda. Sayangnya saya tidak sempat hingga Lagoi karena terbatasnya waktu dan tenaga :D Konon katanya Pantai Lagoi sangat indah, traveler jika sempat ke Pulau Bintan wajib untuk mengunjunginya.

Setelah lelah berjalan-jalan tentu membuat perut kita lapar, hasil tengok kiri-kanan jalan, akhirnya jatuhlah pilihan pada makanan seafood, makanannya enak dan tergolong terjangkau. Selain itu dipinggir-pinggir jalan juga banyak di jual otak-otak yang dibakar langsung ketika ada pesanan.

Sumber foto pribadi : Tempat Makan Seafood sekitar Trikora

Hari berikutnya saya memutuskan untuk pergi ke Pulau Penyengat, untuk ke Pulau ini kita harus menyeberang dengan sampan yang dikenal dengan pompong, bila ingin murah kita bisa menunggu sampai sampan tersebut penuh, biaya per orang nya adalah 5ribu. Jika kita pergi rombongan kita bisa mencharter 1 pompong, waktu itu sekitar 150rb. Waktu penyebrangan tidak memakan waktu yang lama, hanya sekitar 20 menit.

Pulau Bintan ke Pulau Penyengat à 10rb /orang atau charter 150rb /pompong

Sumber foto pribadi : Penyebrangan menggunakan Pompong

Pulau penyengat adalah pulau kecil dengan tawaran wisata sejarah, disana banyak terdapat makam-makam bersejarah, meriam, balai adat melayu, bangunan bekas pemerintahan pada masa lampau serta masjid raya sultan riau.

Sumber foto pribadi : Peta Pulau Penyengat

Peta pulau penyengat terlihat di areal sekitar Masjid Raya Sultan Riau. Terlihat dari foto peta di atas, lokasi-lokasi tempat bersejarah yang ada, saking kecilnya pulau ini bisa dikelilingi dengan berjalan kaki. Jika memang ingin sedikit ber olah-raga dengan berjalan kaki disarankan dilakukan di pagi hari sehingga sore hari semua tempat-tempat wisata itu bisa di kunjungi. Tapi juga ditawarkan kemudahan yaitu menggunakan semacam becak motor dengan bentuk atap yang unik, cukup dengan 25rb teman-teman bisa berkeliling pulau dengan nyaman. Jangan khawatir dari satu spot ke spot yang lain kita membayar, karena setiap spot anda akan ditunggu dan menuju ke spot yang lain. Becak motor ini sudah banyak menunggu di pintu kedatangan Pulau Penyengat.

Berkeliling dengan Becak Motor di Pulau Penyengat à 25ribu

Sumber foto pribadi : Becak Motor di Pulau Penyengat

Sumber foto pribadi : Masjid Raya Sultan Riau

Sumber foto travel.detik.com : Masjid Raya Sultan Riau

Masjid Raya Sultan Riau ini cukup luas dan indah, saya takjub di Pulau Sekecil ini ternyata banyak menyimpan kekayaan sejarah salah satunya Masjid Raya Sultan Riau ini. Konon salah satu bahan bangunan masjid ini menggunakan telur, saya tidak bisa membayangkan berapa banyak telur yang digunakan :D . Karena saya baru tiba siang hari menjelang Dhuhur, saya sempatkan untuk shalat Dhuhur di masjid ini, arealnya sangat bersih dan terawat serta memiliki air yang segar untuk berwudhu.

Sumber foto pribadi : Balai Adat Melayu

Sumber foto pribadi : Balai Adat Melayu

Pada bangunan di atas adalah Balai Adat Melayu, yang mencerminkan bangunan khas melayu, yang bertipikal rumah panggung dan ornamen atapnya yang unik. Di dalam bangunan tersebut terdapat ruangan yang cukup luas, yang dihiasi dengan ornamen dan corak-corak melayu. Bila teman-teman berada di bangunan ini, sempatkan untuk ke bagian bawah Bangunan ini dimana terdapat sumur air tawar yang dipercaya banyak memberikan berkah jika meminumnya. Saya menyempatkan diri untuk meminum air dari sumur tersebut di pandu oleh bapak yang menjaga sumur untuk berdoa sebelum meminumnya. Tentu air tersebut akan memberikan manfaat atas izin Yang Maha Kuasa. Air saya minum itu sangat segar, mirip dengan air tawar yang biasa kita minum tidak berbau maupun berasa

Sumber foto pribadi : Istana Kantor

Sumber foto pribadi : Istana Kantor

Saya juga menyempatkan diri ke “Istana Kantor” yang merupakan Istana dari Yang Dipertuan Muda Riau VIII Raja Ali (1844-1857). Selain digunakan sebagai kediaman, bangunan yang dibangun pada tahun 1844 ini juga difungsikan sebagai kantor oleh Raja Ali. Raja Ali adalah yang menciptakan “Gurindam 12”. Apabila kita me-refresh kembali pelajaran Bahasa Indonesia, atau bagi masih belajar, maka “Gurindam 12 ini tidak asing lagi di telinga kita. Semacam sajak yang berima, dimana isinya kurang lebih untuk meningkatkan ketakwaan dengan Allah SWT dan berhubungan baik dengan sesama. 

Sumber foto pribadi : Gurindam Dua Belas di Makam Ali Haji

Setelah berlelah-lelah berkeliling pulau. Jangan lupa untuk menikmati kuliner pulau penyengat, berbagai macam kuliner seafood seperti ikan bakar, sotong dan yang unik adalah gonggong. Gonggong ini adalah semacam keong yang memiliki rasa yang yang gurih dan nikmat. Ikan bakarnya pun punya saus yang enak, serta dari rasanya ikan tersebut terasa sangat fresh karena tidak amis, dagingnya pun segar dan “juicy”.

Sumber foto travel.detik.com : Gonggong

Sore hari saya sudah kembali ke Pulau Bintan. Waktu itu saya memutuskan untuk pindah penginapan di Kota Tanjung Pinang. Saya antusias untuk membeli oleh-oleh khas tanjung pinang. Waktu itu saya membeli oleh-oleh bernama “Batang Buruk”, rasanya renyah dan langsung pecah dimulut. Baru kali ini saya merasakan panganan seperti ini, rasa yang dominan adalah rasa kacang hijau. Kemudian saya membeli kerupuk ikan yang ukurannya lebih kecil dari kerupuk ikan yang kita kenal di Kalimantan.
Sumber foto akudankuihbb.blogspot.co.id : Batang Buruk

Pada travelling kali ini, menjadi special karena saya ditemani oleh istri tersayang. Happy Travelling^^


 
;