Friday, November 8, 2013 0 komentar

Korea Addict ! ! - "Pelangi di Ujung Senja" - RIE

Tomorrow, We Never Know. But Now We are Together
Sore itu aku hirup teh hangat, sambil meyelonjorkan kaki-kakiku. “Ah pegal sekali, seharian itu aku tulis laporan praktikum yang banyak itu”. “Bagaimana kabar Mei ya..” ah kenapa aku malah memikirkan Mei. “Spada..woe ngapain lu ! ! Nglamun? kesambet tahu rasa. Marse membuyarkan lamunanku, “Ah lu, bikin kaget aja”. “Haha, gw mau ngingetin aja cuuy, kalau film korea favorit kita sudah diputar”. Sudah bukan hal baru lagi kami para cowok menonton drama Korea plus infotainment. Dulu aku suka mengolok olok apa sih serunya nonton film korea, tetapi setelah melihat film korea, lama-lama kok bagus juga ya. Cerita simple tapi romantis dan kocak. Sial juga si Marse, membuatku ikut virus korea.

“Bill Tsung! !”, Marse suka memanggilku dengan nama tokoh utama di drama korea itu. “Kenapa Se? ku jawab dengan sedikit malas. “Lama-lama lu mirip juga dengan yang tokoh itu.haha”, Marse ngasal”. Mirip darimana, desisku. Emang sih tuh tokoh baik dan care, tapi kadang seenaknya. Secara bertolak belakang denganku yang kalem dan gak suka aneh-aneh. Semenjak itu, dipanggillah aku dengan panggilan itu, “Yeah..tak apalah, keren juga”, batinku.

Sore itu..kami kembali nangkring didepan tivi, woe this time for korea drama.haha. ampun deh kadang aku membatin gimana ini kalau ketahuan kaum hawa ya. Mau ditaruh dimana muka Marse, eh mukaku juga sih. Episode kali ini seru, si cewek sedang terlibat masalah pelik, dan sesenggukan di pojok ruang. Dengan sok cool si Bill, nyamper tu cew, nih..sambil ngasih sapu tangan. “Seet dah, tuh Rie, musti gitu ma cewek Rie”

“Iye-iye..” jawabku manyun, kalau masalah cewek aku kalah deh sama Marse, aku orang yang kalem suka salah tingkah kalo ngadepin cewek. Ah mimi lagi deh kepikiran, lagi ngapain ya dia. Bodo ah, aku sembari terus asyik melihat televisi, inilah salah satu kebahagiaan kami para penghuni kos, para bujang gondrong dan dekil. Nonton tivi bareng makan cemilan yang udah gak ketahuan lagi asal muasal maupun expired datenya. Mau dia “mlempem” sedikit tengik, hajar bleeeh. Yang penting berlabel “snack gratis” dan perut terisi. Sedikit nelangsa emang brooh.

“Hmmm.. keras banget ya Ni lanting”, ujar Luke (bukan di baca seperti orang-orang barat baca ye, tapi baca biasa aja L-U-K-E), satu sobat ogut ini bisa dibilang unik bin ajaib. Kocak abis dah, kerjaan senyum-senyum gak jelas cengengesan, dan..orang paling rajin mantengin barang yang namanya televisi. Bila televisi itu nyala bisa dipastiin pasti si Luke, yang mantengin sambil tiduran. “Ah bro, makan aja lah, lumayan walau keras tapi kan asin”, si Marse asal-asalan bales. “Iye Luke, mut aja sampe lunak, setelah itu kan enak tuh nelennya”, aku tambah ngaco komen juga. Iye..mulut luke masih penuh dengan ‘Lanting’, yang penting ngunyah. “Emang lu mamah biak”, sahutku cekikikan.

Diem-diem, udah mulai lagi nih, Marse kembali fokus pada drama korea setelah advertising yang “melelahkan” lewat. Kami kembali melihat kotak ajaib yang bernama tivi itu, eh ya guwe belum cerita masalah ini tivi. Ini tivi sumpah ajaib banget, jaman perjuangan bro, iye sih berwarna, tapi jadul, 14 inch dan entah apa mereknya, kite mah kalau gak ada merek paling nyebutnya “wasingseng”, agak rasis sih emang. You know what I mean? Tapi jangan ditanya ni jasa tivi buat kami, tempet “rapat” alias kumpul dan ngobrol ngalor ngidul. Tempet melepas lelah setelah seharian ngerjain tugas-tugas kuliah, tempat makan, tempet ngorok, kalu ketiduran di depan tivi, tempat maen kartu. Kalau ni tivi boleh masuk seven wonder, mungkin kami sudah sepakat jadiin ni tivi jadi yang kedelapan.

0 komentar

Coffee Village - " Pelangi di Ujung Senja" - RIE

Lepaskan Hatimu di Antara Hijaunya Dedaunan. Dan, Kau Akan Mengerti Artinya Ketenangan
Part 1 : Placing ! ! !

Kupaksakan tubuh kecilku menyeruak masuk kerumunan orang yang berdesak-desakkan di depan papan pengumuman. “Ega, liatin punyaku dong”, pekikku sambil terus berusaha berjinjit-jinjit diantara para bongsor. “Ie..bentar Rie, ini juga lagi dicariin” kepala Ega terlihat naik turun sedang melihat deretan tulisan yang panjang dan begitu banyak. “Eh kamu dapet Temanggung ! !, hahaha, Jauh amat Rie” antara senang dan mengejek “Ah masa?, aku penasaran dan semakin semangat untuk mendesak kerumunan itu. Begitu sampai di depam “Nih liat, dibilangin tidak percaya”, ega meringis. “Ah bodo amat mau dimana”, aku menjawab ketus. “Kamu dapet mana?”. “Kudus doong, dekeet”. “Ah gak seru, seruan Temanggung” Aku tak mau kalah.

Pagi itu aku sedang melihat pengumuman AMAS, abdi masyarakat. Yah semacam program yang kita masuk ke desa-desa untuk membuat pengembangan – pengembangan, bisa ekonomi, pendidikan, infrastruktur. macem-macem. Antara perasaan ribet, seru dan penasaran jadi satu. ah kaya apa ya disana. Kita dibagi dalam tiga kabupaten dimana setiap kabupaten terdiri banyak desa, maklum ini adalah hajatan wajib bagi setiap mahasiswa, ratusan mahasiswa harus di sebar ke semua desa-desa.

Part 2 : Aku??

Suara hiruk pikuk mahasiswa memenuhi seluruh ruangan, hari ini kita di aula yang sangat besar. deretan kursi terjajar rapi, sebagian besar sudah terisi mahasiswa-mahasiswa semester akhir yang siap mengikuti program ini. Ribut bersenda gurau dengan kiri kanannya. Aku sendirian celingukan di depan, teman-teman seangkatanku lebih banyak mendapat kabupaten yang berbeda dengan denganku. Sangat sedikit yang berada di kabupaten yang sama denganku. Itupun berbeda kecamatan, praktis pertemuan koordinasi ini aku benar-benar sendiri. Kutanya mahasiswa di sampingku, seorang cewek disampingku, yang bertubuh kecil, berambut ikal dan berkulit sawo matang tapi cukup manis. “Mbak dari jurusan apa?” tanyaku. “Oh saya dari jurusan manajemen mas”. “Oh..”, aku mengangguk pelan. Seantero fakultas campur aduk disini, sehingga banyak penampilan aku anggap “aneh”, maklum kami orang eksak, cenderung cuek dengan penampilan berbeda dengan anak-anak sosial yang modis. apalagi cewek-ceweknya. hmmm... Aku ingat memiliki teman di manajemen juga, guna menambah percakapan, aku pun bertanya lagi “Eh kenal Ida gak, juniornya mbak sih angkatan 2006”. “Ida?wah gak kenal tuh. Eh btw, namamu siapa?” jawabnya mulai terbuka. “Aku Rauzan, tapi panggil aku Rie aja”, “Oh salam kenal Rie, aku Dewi”. belum sempat kami bercakap-cakap lebih banyak. Pembimbing kami sudah memasuki ruangan, “Perhatian semuanya”, suara tegas dan jelas. Kamipun seketika senyap dan memperhatikan.

Perkenalkan saya Ardafi, dari fakultas Perikanan, saya akan menjadi pembimbing kalian semua selama program AMAS ini. Hari ini kami akan membagi kalian ke desa-desa yang ada didalam kecamatan. Jadi setiap desa memiliki tim sekitar 10 orang. Kita tentukan juga siapa koordinator-koordinatornya. Saya tawarkan, siapa yang sukarela menjadi koordinator kecamatan? Pak Ardafi menerawang ke seluruh ruangan. Seketika ruangan sedikit gaduh karena satu sama lain saling berbisik. Tenang anak-anak jangan saling tunjuk, maju, dan tunjukkan kalau kalian itu mahasiswa yang berani dan terdidik. Dari kerumunan muncul laki-laki berkacamata dan berkulit putih terlihat, terlihat cerdas, maju ke depan. Disusul pemuda berambut gondrong tinggi ikal, seperti anggota band metal batinku. kemudian pak ardafi menambahkan, saya harap ada wanitanya ya, karena kepengurusan juga terdiri sekertaris dan bendahara. Gadis berparas manis, berkulit putih dan berambut lurus pun ikut maju. Terakhir seorang cowok berambut klimis ala elvis presley maju ke depan. Nah saya rasa cukup, perkenalkan nama kalian masing-masing dan visi misi dalam program AMAS. Cowok kacamata mulai memperkenalkan diri, nama saya Rio, saya dari Jurusan mesin. Si Eksentrik, cowok gondrong menyambung, nama saya Yora dari Kelautan. Cewek manis yang paling bening di antara mereka semua. Nama saya Anggi suara lembutnya membius semua orang. setelah dengan semua celoteh visi misi masing-masing. akhirnya kita memilih satria. Soalnya bicaranya lantang dan meyakinkan, entah terlepas itu benar-benar atau tidak.

Tibalah pemilihan koordinator desa, nama-nama sudah terbagi dalam kelompok yang akan di bagikan ke desa-desa. Aku sudah sekelompok dengan 8 orang cowok dan 3 orang cewek, surprisenya aku bareng si eksentrik yora, Kemudian Rial dari bisnis, Henda dari geologi, Ito dari hukum, Dwi dari Sipil, Aldea dari lingkungan, satu orang spertinya sangat jenius Isyam dari Fisika. dan cewek-ceweknya ada Ida dari hukum, Avia dari Perikanan, dan Liz dari Industri.  

 
;