“Hei sudah lama menunggu?Mei tiba-tiba mengagetkan lamunanku…”
Aku sengaja datang
lebih awal, agar Mei tidak lama menunggu. Aku sengaja tampil beda,
tapi..sepertinya sama saja keluh diriku. Aku tak punya baju lain paling itu-itu
saja celana panjang pun hanya satu. Jadilah si bujang lapuk dengan baju
lusuhnya. Aku duduk di tangga masuk toko buku. Sambil gelisah memandangi hape
siapa tahu Mei ngasih informasi. Sesekali memandangi sekitar melihat orang lalu
lalang. Ada yang bersenda gurau dengan teman-teman se-genknya. Ada pasangan
mesra yang bergandengan ada yang sendirian sibuk memandangi hapenya. Ada keluarga
lengkap dengan anaknya. Pikiranku pun ikut
melayang, kapan aku punya pasangan, kapan aku bisa berkeluarga seperti
mereka. Apa Mei mau hidup bersamaku, pikiranku ngelantur tak karuan. Aku melamun…
“Hei sudah lama menunggu? Mei tiba-tiba membuyarkan lamunanku..Hei ..gak
koq,baru 15 menitan ” Maaf ya Rie tadi aku nunggu dosen, padahal tinggal
ngumpulin aja” dan senyuman manisnya pun kembali terkembang, aku pun salah
tingkah..lagi..garuk-garuk kepala walaupun itu samasekali tak gatal.
“Kamu mau cari buku apa Mei?”, aku
langsung bertanya biar tak keliatan grogi. “Hmm pengen liat-liat aja sih Rie.
Paling cari buku referensi, buat tugas paper, siapa tahu ada buku yang sesuai? Kalau
kamu?” “Aku..Cuma nemenin kamu aja.hehe”, spontan rayuan gombal meluncur. “Uuu..dasar,
ntar ada yang marah lo..”.”Eh siapa yang marah, ini juga sekali kalinya jalan
sama cewek”, jawabku polos. “Yuk Rie kita masuk aja biar nanti kita bisa makan
siang habis ini, aku kan suka laper kalau jamnya.hehe”. “Dasar..laperan juga
dirimu. Iya yuk”, aku dan Mei bergegas
Hmm..kamu suka
buku Mei?tanyaku sambil memegang buku sebentar kemudian taruh lagi, aku tak
berkonsentrasi membaca karena mei seperti biasa. Mei terlalu manis untuk tak
membuatku grogi. “Aku?aku baca sebentar juga udah ngantuk RIe”, Mei terbahak. “Aku
orangnya ngantukan laperan, gimana dong”, jawabnya dengan wajah tanpa dosa.”
Yee..sama kali.. aku pun ikut tertawa. “Aku
suka baca..baca komik tapi.hehe”. “ Itu bukan suka baca namanya.huu..” dengus
Mei.
“Udah dapet
bukunya Mei? “ .“Belum nih gak ada yang sesuai Rie, mungkin aku mau cari di Net
aja, kamu gimana masih mau cari buku?”,mata Mei masih kesana kemari, melihat
rak-rak buku yang begitu panjang. “ Gak Mei..”. “Eh Rie kita lihat di blog
masakan yuk” mei langsung menyebrang ke rak sebelah. “Kamu suka masak?” aku surprise.” Iya sedikit
sih, suka nyoba-nyoba aja kalau ada yang baru”, Si mei terlihat sibuk melihat
buku-buku resep. “Wah ini dari luar covernya bagus, tapi sayang masih disegel.
Buka aja ah…”. “Eh mei jangan..!!”. ‘BREETTTT…!!’, terlambat, Mei sudah
menyobek plastik buku itu.” Yah..untung ga ada petugas disekitar sini Meeii…”,
Aku menghela nafas. “ Tenang aja kali Rie, aku celingak celinguk tadi”. “Issh
dasar nakal juga ya kamu”, Aku pun tersenyum lega. “Tu kan Rie baguus ! !” dia
nunjukin gambar masakan ke aku dan kemudian dia langsung baca lagi.” Yee mana..
aku kan belum sempet liat banyak”,protesku. “Bentar aku hafalin dulu Rie,
gampang nih ternyata”. “Katanya ga suka baca…”sindirku, “Kecuali yang ini Rie,buku
masak. Gampang nih, bikin ‘Nugget Isi’
renyah diluar lembut di dalam. Hmmm…”, Mei sok ngiklan. “Ah apa enaknya kalau aku gak
dikasih, aku pura-pura cemberut.”.” Aku bikinin deh ntar..”. “Janji ya !”,
sahutku cepat. “Hmmm…bisa ya bisa gak”, Goda mei. Kali ini aku benar-benar
cemberut
“Rie, makan yu, laper...”,wajah Mei kelaparan seolah udah mau
makan orang. “ Ayuk..mau dimana Mei?”. “Di food court aja ya”, Aku pun
ikut aja. Maklum biasa nongkrong di
warteg, sekarang di ‘food court’. Istilah ‘food court’ aja baru denger
sekarang. Rie..rie.. cupu sekali sih dirimu. Ratapku sendiri. “Nah disini aja
Rie, dipinggir aja. Jangan yang tengah-tengah, rame. “Oke Rie, aku beli minum
dulu ya”. “Eits jangan Mei, aku aja..”, terlambat sudah. Mei sudah ngeloyor
pergi, sebagai lelaki harga diriku tercabik. Tapi insting anak kos ku bilang. “Rie..inget isi dompetmu
tinggal berapa”. Akhirnya pun aku mengalah. “Nih.. Rie jangan khawatir Cuma minum
aja koq. Untuk makannya.. “, Mei merogoh tasnya. “Ini…aku bikinkan sandwich
untukmu Rie”, Mei mengeluarkan kotak bekal berisi penuh sandwich. “Untukku??”,
aku kaget. “Iyaa..makanya aku malu kalau di tengah ntar kelihatan paling gak
dipinggir kan aman”. Mei meringis. “Makasih banyak Mei…”. “Iya sama-sama kan
kemarin kita beli mayo tuh, nah ini jadinya Rie, kasih daging asap..mayo.. salada…Woilaa
! ! jadi deh. Simple koq Rie”. “Iya.. walau simple juga, aku terharu nih…”, pasang
wajah terharu. Sebenernya aku beneran terharu sih, dibikinin makanan..sama
cewek oh my God,..betul-betul merasa jadi cowok yang paling beruntung di
dunia..”Ayo RIe jangan malu-malu. Dimakan…aku pun menggigit sandwich dengan
gigitan yang cukup besar”. “Gimana Rie enak gak? Belum selesai ku telan Mei
sudah bertanya. “Kwenak Khelali Me…”, ngomongku belepotan karena penuh
sandwich. “Hahaha, tawa Mei meledak. Kamu lucu…”. Aku setengah mati menelan,
aku buru-buru minum takut tersedak. “Kamu sih..tanya sebelum aku selesai makan.
Tapi enak beneran koq Mei”, jawabku tulus. “Apalagi yang bikin kamu..”, tapi aku
hanya sanggup mengatakannya dalam hati. “Kamu ga makan Mei?”. “Makan lah Rie
aku kan juga laper..”, Mei langsung melahap sandwichnya. “Syukurlah kamu suka
Rie, besok aku bawain lagi yang lain, kalau kamu beruntung.hehe”, canda Mei.
“Eh sebentar
Mei, kamu bilang kamu mau ngenet kan? Nih aku tadi dari kampus langsung ke
sini, jadi bawa laptop”. “Waah, kamu bawa lepi”, Mei terlihat girang. “Ha Lepi?”
Tanyaku bloon.” Iya Lepi Rie, nama gaul buat laptop” Mei terkekeh.” Boleh-boleh.
Iya nih pakai aja”, aku langsung mengangsurkan laptop ku pada Mei. Kebetulan yang
mengasyikkan,mumpung disini ada hotspot kan? Mei langsung menyalakan laptopku,
selang sebentar tangannya lincah mengetik tuts keyboard. Sesekali dia minum dan
memakan sandwichnya aku pun hanya bisa mencuri-curi pandang. Tuhan…kenapa
semakin manis saja ini anak..apalagi kalau lagi serius. Lagi asyik melihat
tiba-tiba dia melihatku. Aku tergagap dan segera memandang ke arah lain. “Liat
apa Rie”, Mei tersenyum. “Ah ga..kamu kayanya serius banget.. “iya nih lumayan
dapet banyak tapi aku ambil yang perlu-perlu aja. Makasih banyak ya Rie”,
Lagi..senyum manis yang terkembang. Aku pun hanya tertunduk dan manggut-manggut
. Hari itu aku merasa sangat bahagia..ke toko buku, makan sandwich “special”
dan..dengan wanita yang sangat special…


0 komentar:
Post a Comment