Sunday, September 9, 2018 0 komentar

Hidden Beach - Pantai di Kota Dumai

Setelah membahas kota Dumai secara umum, mari kita lihat, apakah ada pantai di kota ini? Eits, jangan salah, tetap ada kok, walaupun tidak mewah tapi lumayan untuk hang out. Jika kemarin saya rekomendasikan untuk ke pantai di Pulau Rupat yang memerlukan akomodasi dan waktu untuk menyeberang, maka ini adalah pantai yang tak perlu waktu lama untuk menuju kesana, karena letaknya memang dekat dari pusat kota Dumai.

Dermaga Pelindo Dumai

Walaupun bisa dibilang ini bukan tempat wisata yang lazim, karena sebenarnya area ini adalah masih termasuk area Dermaga Pelindo, tapi jangan salah, areal ini memiliki yang cukup bagus, selain terlihat kapal besar yang sedang bongkar muat, pun banyak kapal nelayan lalu lalang, menambah eksotisme senja, mau bukti? inilah gambar menjelang matahari terbenam.
Untuk menuju area sini cukup mudah dan dekat karena masih di area pusat Kota, tinggal mengikuti Jalan Pattimura ke Utara hingga mentok, kemudian belok kiri, kemudian setelah berjalan kurang lebih 100 meter, terdapat gapura Pelindo di sebelah kanan, mungkin terasa agak aneh karena tempat tersebut juga untuk lalu lalang truk, tapi langsung saja masuk saja, karena security nya sudah tahu jika kita ada adalah pengunjung yang menghabiskan waktu menikmati pemandangan. Tidak ada di google maps, jadi saya tandai di peta bawah ini ya. Hehe..
Tidak pasir pantai disini yang ada adalah bebatuan yang menjadi pembatas antara darat dan air. Untuk tempat makan, karena bukan tempat wisata, hanya ada beberapa warung makan sederhana yang lebih diperuntukan untuk pekerja yang beraktivitas di sekitaran pelabuhan. Tidak ada pungutan biaya untuk masuk ke tempat ini

Pantai Purnama

Beranjak ke Pantai yang memang untuk wisata, dari sebelumnya adalah tempat yang agak dipaksakan sebagai tempat wisata. Hehe. Adalah Pantai Purnama, sesuai namanya pantai ini berada di daerah Purnama. Tidak terlalu jauh dari area pusat kota Dumai, sekitar 10 km. Dari Jalan Cut Nyak Dien, kemudian belok ke utara, terdapat plang nama sederhana “Pantai Purnama”, masuk ke jalan beton kecil yang cukup untuk 1 mobil.
Pantai ini pun tak memiliki pasir, namun memiliki pondok-pondok kayu baik yang sisi darat maupun pondok yang dibangun di atas air, hal tersebut menjadi daya tarik yang unik tempat wisata ini. Teman-teman bisa berduduk santai menikmati kelapa muda maupun Mi Instan, disarankan memilih pondok yang berada di atas laut, tentu lebih seru.
Source : xplora.id
Memang pondok-pondoknya terbilang sederhana, landscape pantainya pun bisa dibilang biasa saja. Namun, sebagai alternatif menghabiskan waktu dengan keluarga dengan jarak yang tidak terlalu jauh, cukup lumayan. Untuk memasuki area ini cukup membayar uang parkir kendaraan saja.

Pantai Marina Puak (Pantai Puak)

Pantai Marina Puak atau orang lebih sering menyebutnya Pantai Puak saja. Pantai ini memang sama-sama tidak memiliki pasir, namun dari sisi landscape, bisa dibilang jauh lebih baik dari Pantai Purnama, arealnya lebih luas, kemudian view-nya pun lebih bagus. Jika Pantai Purnama terletak di barat pusat kota Dumai, maka Pantai Puak terletak sekitar 14 km ke arah timur.
Dari Jalan Arifin Ahmad, belok ke utara masuk Jalan Masjid Teluk Makmur, plang-nya sudah cukup bagus, kemudian gapuranya pun tertera jelas, “Pantai Puak Marina”. Selain pemandangannya bagus, tempat ini memiliki areal bermain anak-anak, seperti seluncuran, mainan panjat dan lain sebagainya. Areal parkirnya luas, tempat makan dengan menu ikan pun tersedia. Sepanjang bibir pantai, berjajar pondok-pondok untuk bersantai. Untuk memasuki area ini, perlu membayar retribusi namun sama sekali tidak mahal.


Pantai Koneng

Masih dengan Jalan Arifin Ahmad, tidak jauh dengan lokasi Pantai Puak. Sekitar 1 km lagi ke arah timur kemudian belok ke utara memasuki Jalan Datuk Hakim (see : peta di Pantai Puak), kali ini pantai dengan pasir walaupun berupa pasir buatan. Hehe. Memasuki area ini untuk retribusi cukup lumayan, mungkin karena pantai ini adalah pantai buatan yang memerlukan biaya.
Walaupun pasir buatan, namun pasirnya cukup halus. Selain pasir yang menjadi daya tarik karena cukup sulit menemukan pasir berpantai di Dumai, adalah Durian dari daerah Pelintung, ketika musim Durian, teman-teman bisa membeli durian di pantai ini dan menikmatinya di pondok yang tersedia. Durian ini tidak terlalu mengandung gas seperti Durian Medan, namun lebih ringan dan rasanya sangat manis.
Jika ke timur lagi ada Pantai Ayu Akasia, namun saya belum pernah mencobanya. Selamat menikmati pantai di Dumai, semoga informasi ini membantu :D
Tuesday, September 4, 2018 0 komentar

Selamat Pagi Semarang - Pelangi di Ujung Senja




“Bulan tak akan pernah sempurna, jika tidak ada senyummu yang menghiasinya”


Pagi buta aku susah payah menelan sarapan yang telah disiapkan ibu,, bagaimana tidak ini baru jam 4 pagi dan aku harus sarapan. “Pokoknya dihabiskan!”, jawab ibu tanpa tawar. Aku mau kembali ke Semarang. aku memilih waktu selepas subuh karena jalanan tidak ramai sehingga waktu yang kutempuh juga pendek. Dengan setengah mengantuk aku terus menelan.

Kudorong motor tua andalanku, Suzuki tahun 2000, yang sudah terbeli sejak aku di Sekolah Menengah Pertama. Pasang slayer, penutup hidung dan mulut, tak lupa kaos tangan, Fajar belum menyingsing sudah pasti dingin. Kucium kedua tangan orang tuaku dan motor ku jalankan pelan setelah mengucap salam.

Sepanjang perjalanan aku menikmatinya, jalanan masih sepi, terkadang tergoda untuk memacu cepat tapi tak jarang aku memelan dan menikmati pemandangan sekitar. Selepas dari kota Solo menuju Kartosuro kemudian masuk ke Boyolali, walaupun Boyolali ada kota kecil tapi cukup asri dan bersih. Di sisi perjalanan aku mulai melihat pagi yang menggeliat, terutama saat melewati pasar, bisa dibilang masih pagi buta, tapi aktivitas sudah terlihat riuh. Aku memasuki kota salatiga di jam berangkat anak sekolah, jalanan mulai padat, orang lalu lalang, bus berhenti menurunkan dan memasukkan penumpang, gerbang sekolah dikerumuni murid-murid tergesa, tak mau terlambat. Lepas dari Salatiga, masuk ke Banaran, kebun kopi di kiri-kanan jalan, pertanda, Semarang sudah dekat.

Setelah 3 jam berkendara dari Solo-Semarang, akhirnya sampai juga di kos-kosan. Aku sampai di semarang hampir pukul 8, kusempatkan ke Semarang di tengah liburanku panjang, Kartu Rencana Kuliah harus tetap terisi dan tak luput pun, urusan rindu dengan Mei. Sehari saja sudah rindu berat tak bertemu apalagi seminggu.Di parkiran kosan, kurasakan cahaya pagi yang kekuningan menerpa wajahku. Aku bergumam “Pagi yang cerah, selalu menenangkan”. Kemudian aku beringsut ke ruang tamu, untuk sekedar melepas lelah dan menyelonjorkan kaki di depan televisi.

Ketika melepas penat sembari melihat berita olahraga, tiba-tiba luke nyeletuk dari belakang “Eh Rie sudah balik?” Luke tiba-tiba muncul, dengan wajahnya yang berantakan, habis bangun. “Eh udah mulai belum liputan bola?” Yang dipikiran Luke cuma dua, berita bola dan tidur, Akh ini anak memang malas sekali. Dia duduk berjongkok di sampingku, “Udah penuh tu Luke!”, candaku. “Ini lagi seru nih liputannya Juve”, matanya tak bergeming sedikitpun. Pikiranku kembali menerawang, hari ini, aku ingin bertemu Mei, yah sekedar makan saja. entah siomay..batagor..cimol, entah apalah yang penting bersama Mei, aku tersenyum sendiri seperti orang setengah gila.

Aku masuk ke kamar yang sudah 2 minggu tak ditempati. Bau pengap mulai merasuk kuat, kubuka jendela dan kuletakkan tasku yang suupeer berat, biasa, anak kos yang pulang selalu di isi full oleh ibunya, begitu juga aku. Tas seberat itu paling banyak isinya adalah berbagai macam cemilan. Aku kembali merebah, malas melepas segala perlengkapan yang masih terpasang, tanganku sudah tak sabar, segera kuketik SMS di hape “Mei, sibukkah hari ini?”, aku menunggu, dengan penuh harap.

Sunday, August 19, 2018 0 komentar

Kota Sejuta Minyak, Dumai, Riau

“Dumai? Kota mana itu? Dubai kali?” Mungkin itulah yang jika ada yang menanyakan, “Tahukah kamu, kota Dumai itu” :D. Ada yang pernah mendengar Dumai? Ya, Kota Dumai, kota muda yang baru lahir pada tahun tahun 1999, yang sebelumnya adalah bagian dari Kabupaten Bengkalis. Kota yang terletak di Provinsi Riau Pulau Sumatera ini terletak sekitar 200 km dari ibukota provinsi Riau, Pekanbaru.

Seperti Apa Kota Dumai itu ?
Secara luas area, Dumai ini cukup luas terlihat dari warna merah pada Peta di atas, hanya untuk pusat kotanya bisa dibilang cukup kecil. Yang menjadi kota ini berkembang karena ada dua perusahaan Minyak Bumi yang besar yaitu Chevron dan Pertamina. Selain itu, juga perusahaan Minyak Sawit seperti Wilmar pun juga bercokol di Dumai. Bisa di bilang Dumai adalah Kota Minyak, Minyak Bumi ada, Minyak Sawit pun ada :D. Di sekitar jalan lintas antar kota akan tersaji hamparan ladang sawit, jangan berharap ada persawahan ya.Hehe.

Lokasi Dumai
Source : globalriau.com
Bicara iklim,kota ini memang cukup panas karena terletak di areal pesisir, ketika kemarau temperatur udara bisa mencapai 30-32°C. Namun jangan khawatir musim hujannya tetap ada kok.
Bicara fasilitas kota ini memiliki fasilitas yang cukup lengkap, untuk menunjang kebutuhan sehari hari, sebut saja seperti toko pakaian, toko elektronik, toko kebutuhan pokok, apotek, rumah makan, bengkel resmi, spbu, pasar tradisional, pusat perbelanjaan dan sebagainya. Bagaimana dengan penginapan? Banyak penginapan hingga hotel bintang tiga seperti Grand Zuri, jika ingin mudah bisa di search di aplikasi akomodasi online.

Bahasa dan Suku?
Untuk bahasa sudah pasti bahasa Indonesia. Hehe. Suku yang terbanyak di Dumai, dari pengalaman pribadi berinteraksi suku terbanyak adalah suku melayu, kemudian suku minang sehingga tidak heran bahasa yang sering di kita dengar disini adalah bahasa melayu dan bahasa padang. Selain itu ada juga Suku Batak dan Suku Jawa yang jumlahnya cukup lumayan.

Bagaimana Akomodasi di Dumai?
Untuk akomodasi bisa di bilang sudah cukup maju, terdapat pelabuhan yang melayani penyebrangan ke Batam bahkan sampai Ke Pulau Bintan, ingin ke Malaysia? Tidak sulit hanya memerlukan penyebrangan dua jam dari Dumai, bisa tujuan Malaka atau Port Klang dengan waktu kurang lebih dua jam penyebrangan.

Pelabuhan Penumpang Dumai
Source : monitorriau.com
Bicara Bandara, walaupun bukan bandara besar tetapi sudah ada penerbangan rutin setiap hari yang diakomodir oleh Bandara Pinang Kampai – Dumai. Ke Medan, Batam, dan Pekanbaru dengan operator Wings Air.
Bandara Pinang Kampai Dumai
Source : dumaisatu.com
Maskapai Wings Air di Pinang Kampai
Source : riauheadline.com
Transportasi darat antar kota juga tersedia, jika ke Medan, banyak tersedia Bus, jika ke Padang, Pekanbaru, Bagan Siapi Api, banyak tersedia berbagai jasa travel, bisa dibilang, travel adalah moda transportasi antar kota yang paling populer di Dumai. Mulai dari Grand Max, Innova bahkan Alphard. Untuk kereta api sementara belum ada.Hehe

Terminal Bus Dumai
Source : tribunnews.com

Bagaimana dengan akomodasi dalam kota? Tidak susah !! Per tahun 2018, di Dumai sudah ada Grab, baik grab car atau grab bike, jika ingin nuansa tradisional ada Betor (Becak Motor), mirip becak motor yang ada di Medan. Ada juga angkot, namun dengan jumlah sedikit rute yang terbatas.

Bagaimana Pusat Keramaian di Dumai?
Untuk pusat berbelanjaan, memang baru ada Ramayana, Mall? In Progress perencanaan (LOL), jadi jangan bertanya bioskop dulu ya. Hehe. Untuk semua kegiatan event-event besar, Dumai memiliki semacam alun-alun kota yang cukup luas, yaitu Taman Bukit Gelanggang.

Taman Bukit Gelanggang
Source : verenho.blogspot.com
Taman Bukit Gelanggang Tampak Atas
Source : monitorriau.com
Pada malam minggu, tempat ini menjadi ramai, disekitarnya banyak di jual jajanan ringan, seperti jus, bakso bakar, sate padang, opak pedas, sehingga tidak sedikit anak muda dan keluarga yang nongkrong. Event besar hampir selalu diadakan di gelanggang ini,tidak heran, karena gelannggang ini memiliki areal luas dan panggung besar, banyak event besar di helat seperti HUT Kota Dumai, baru-baru ini adalah MTQ Nasional, event live music, pasar malam, bahkan sempat ada konser artis ibu kota. Bisa dipastikan, semua warga Dumai akan tumpah ruah.

Bagaimana Tempat Makan dan Café?
Untuk tempat nongkrong baik makan atau café, Dumai sudah sangat jauh berkembang pesat pada 5 tahun terakhir ini, jadi jangan khawatir, akan sangat banyak pilihan. Untuk makanan, memang didominasi masakan padang dan seafood, tapi jangan khawatir makanan disini sangat variatif sebut saja Steak, Pizza dan Pasta, Soto Betawi, Soto Lamongan, Mi Ayam dan Bakso so pasti ada, Gudeg, Sate Madura, Rawon, Batagor dan Siomay, segala macam Ayam dan Bebek Penyet juga sudah menjamur. Tapi untuk juaranya tetap nasi padang dan seafood, untuk nasi padang sebut saja Pak Datuk, Minang Indah, Fitria Sari, setipe dengan Nasi Padang adalah Nasi Kapau (Ini yang jadi favorit penulis. Hehe). Nasi Kapau Ilham Highly Recommended. Untuk seafood ada Moro Seneng, Bintang, Seafood 2000. Selain itu, ada Ikan dan Ayam bakar dengan bumbu sumatera yang khas yaitu Pondok Barangin dan Pondok Baraso.
Pak Datuk Langganan Bagi Tamu Luar Kota
Source : puputs.com

Café atau coffe shop banyak terhampar? Vienna, Beat Café, Coffe Story (Satu tempat dengan Baba Rafi), Louis, One Refinery, Le Café, Kopi Nyonya, Moka, dan banyak lagi. Yang recommended adalah Vienna Café walaupun tempatnya “nyempil” tapi variasi dan rasanya cukup joss, selain kopi, kudapan dan dessert banyak tersedia seperti takoyaki, onomiyaki, matcha perfeit, many more.

Vienna Cafe
Vienna Cafe
Source : tripadvisor.com

 
Bagaimana Tempat Wisata di Dumai?
Karena di area pesisir, Dumai memiliki spot pantai, seperti Pantai Puak, Pantai Purnama, Pantai Koneng, tapi jangan harap memiliki pasir pantai ya, satu-satunya yang memiliki pasir pantai adalah Pantai Koneng (itupun pasir buatan.hehe), lainnya lebih ke bebatuan. Pantai-pantai sekitaran Dumai akan dibahas khusus di artikel tersendiri :D. Jika ingin pantai yang memiliki pasir indah, bisa menyebrang ke Pulau Rupat, ada semacam speed boat yang melayani penyebrangan tersebut dengan waktu kurang lebih 1 jam.

Pantai Pulau Rupat Utara
Source : tribunnews.com
Tapi jangan salah, setelah penulis, mengexplorasi dengan sepeda, ternyata banyak spot indah di areal perkebunan sawit. Seperti perbukitan dengan pohon indah, danau-danau galian bahkan kebun merica !!. Bisa di bilang Dumai adalah surganya spot sepeda off road.

Bukit Antah Berantah
Source : Foto Pribadi
Heaven Inside Palm Plantation
Source : Foto Pribadi
Apa Oleh-Oleh Khas Dumai?
Oleh-oleh khas Dumai adalah Keripik Cabe, selain itu ada Lempok Durian, Dodol Nanas, Kue Bangkit, Coklat maupun Biskuit dari Malaysia. Yang hobby dengan makanan pedas dan renyah, kripik cabe Dumai dijamin nagih, tapi tidak ada yang mengalahkan lempok duriannya, oleh-oleh ini mirip dodol, tapi memang duriannya tidak pakai setengah-setengah tapi full durian. Hehe. Selain itu Dumai juga melimpah akan Durian, durian yang khas adalah Durian Pelintung dan Durian Rupat, Durian dengan taste yang lebih lembut dan tidak sekuat durian Medan, Dumai juga banyak memiliki kebun Nanas, tidak heran Nanas di Dumai melimpah, nanas dumai lebih dominan rasa manisnya daripada asam, sangat segar dimakan dalam keadaan dingin.

Lempok Durian
Source : iyess.com
Krupuk Cabai
Source : deliveryqu.com

Baru Sekilas untuk Artikel Kota Dumai, Kita Kulik lebih dalam pada artikel "Dumai Series" berikutnya :D
Sunday, March 18, 2018 0 komentar

One Day Trip to Jogja : Let’s Go !!!


Jogja..Jogja..Jogja…(Dancing)..Yeay !!!!

Siapa yang tidak kenal Jogja, kota budaya dengan seabgreg spot wisata, belanja dan kuliner !! Rasanya seribu tahun untuk mengelilingi seluruh sudut jogja tidak akan cukup (lebay.hehe). Oke, mari sedikit sharing perjalanan saya ke Jogja, walaupun cuma jalan-jalan sehari, tapi lumayanlah. Teman-teman di area Jawa mungkin sudah sangat sering maen ke Jogja, tapi paling tidak perjalanan ini bisa menjadi alternative pilihan teman-teman untuk berwisata Jogja. Perjalanan ini saya lakukan pada Oktober 2016, sudah cukup lama karena baru sempat nulis sekarang :D

Candi Prambanan

Terletak di “Jalan Raya Solo-Yogyakarta”, Kabupaten Sleman, yang merupakan jalan utama menuju Jogjakarta Kota. Apabila temen-temen dari arah Solo, maka situs ini sangat mudah ditemukan. Untuk tarif masuk waktu saya kesana masih IDR 30 ribu, namun per tahun 2017 tarif sudah naik menjadi IDR 40 ribu. Di loket, teman teman bisa memilih paket ke Prambanan saja atau bisa ditambah ke Candi Ratu Boko. Jika tambah ke Ratu Boko, tentu dikenakan biaya tambahan. Dari Prambanan ke Ratu Boko sekitar 3 km, sehingga disediakan Mini Bus untuk ke Ratu Boko. Karena ada agenda berkeliling ke tempat wisata yang lain, saat itu saya hanya memilih wisata Candi Prambanan saja.
Anak "Ucul" di Prambanan
Candi Prambanan memiliki area yang luas, banyak terdapat tempat untuk duduk dan bersantai yang dipenuhi pepohonan hijau. Bisa untuk bersantai dahulu sebelum memasuk area candi, sambil makan untuk nambah tenaga, tapi, jangan sampai kekenyangan nanti tidak bisa jalan. Hehe. Disarankan untuk membawa snack dan minuman sendiri karena di areal wisata harga makanan dan minuman lebih mahal.
Orang Kelaparan di Prambanan
Mari masuk ke Candi Prambanan, mungkin sedikit bercerita mengenai sejarah Candi Prambanan, Candi yang dibangun sekitar abad 9 Masehi oleh raja dari Wangsa Sanjaya, yaitu Raja Balitung Maha Sambu. Candi ini merupakan bentuk penghormatan kepada 3 Dewa dalam Agama Hindu, Dewa Brahma, Dewa Wisnu dan Dewa Siwa. Reprentasinya adalah Prambanan memiliki 3 candi utama untuk ketiga dewa tersebut. Untuk candi tertinggi dipersembahkan untuk Dewa Siwa, yang menunjukkan Dewa ini paling dipuja di masa itu.
"Sugeng Rawuh teng Prambanan"
Selain bangunan yang tinggi, candi ini memili relief-relief pada dinding candi, bila teman-teman menyewa tour guide, dia akan menceritakan sejarah dibalik berdirinya prambanan melalui relief-relief tersebut. Biasanya yang berlangganan tour guide adalah wisatawan asing, kalau pada jago bahasa Inggris kita bisa numpang dengerin ceritanya. Hehe.
Siapkan Counterpain, Semangat !!
Foto Model Kesasar
Jangan lupa untuk memasuki ruangan di dalam candi, dikarenakan terdapat patung di dalamnya. Mungkin salah satu patung yang wajib dilihat selain patung Syiwa adalah Patung Durga Mahisasuramardini, selain dianggap sebagai Dewi Kematian. Patung Durga ini adalah diyakini sebagai Patung Roro Jonggrang. Sehingga, nama lain Candi Prambanan adalah Candi Roro Jonggrang. Kalau saya waktu itu hanya sempat melihat patung Ganesha saja. Hehe.
Sedikit Mirip
Di dalam areal candi, juga terdapat museum, teman tidak perlu membayar biaya tambahan dan bisa langsung masuk melihat-lihat. Dengan bangunan bergaya Jawa Kuno, ditengah terdapat Pendopo dengan suasana terbuka tanpa pintu. Untuk ruangan museumnya ada di sekeliling pendopo tersebut, yang dibatasi taman hijau nan cantik. Di dalam museum lebih dominan terdapat patung-patung kecil, selain itu terdapat beberapa porselen dan fosil. Uniknya, patung kecil tidak hanya di dalam ruangan tetapi juga terhampar di taman museum.
Pendopo Museum
Source : travelenno.blogspot.com
Bila rekan, mau membeli buah tangan berupa souvenir unik khas jogja dan pakaian, maka di Prambanan juga terdapat areal yang bisa disebut pasar souvenir. Arealnya cukup luas dan barangnya sangat variatif. Teman-teman jangan ragu untuk menawar, apabila ada teman yang orang Jawa, bisa dimanfaatkan untuk menawar. Hehe.
Pasar Souvenir Prambanan
Source : rideralit.wordpress.com
Pasar Souvenir
Source : rideralit.wordpress.com
Air Terjun Sri Gethuk

Kalau tempat wisata yang satu ini memang hasil iseng dari searching di internet. Terletak di Desa Bleberan, Kecamatan Playen, Gunung Kidul, tempat ini lumayan “remote area”, sehingga sangat cocok untuk meloloskan diri dari hingar bingar dunia :D. Tetapi jangan khawatir tempat ini bisa dijangkau dengan mobil bahkan bus wisata.
Welcome to Sri Gethuk
Sebagai pengalaman, jangan sepenuhnya percaya terhadap GPS, jika rekan menemukan penunjuk jalan itu lebih akurat, ditambah dengan bertanya dengan penduduk sekitar di jamin teman-teman akan dijelaskan dengan baik dan ramah. Untuk biaya masuk cukup terjangkau, waktu itu sekitar IDR 7 ribu.
Ini Sawah Men
Jalan menuju areal terjun sangat menyenangkan, karena terdapat sawah hijau yang menghampar. Yang perlu diingat, mesti hati-hati walaupun jalanannya sudah di semen, air dari sawah mengalir di sepanjang jalan tersebut. Airnya bersih dan jernih, jadi kita bisa sedikit bermain air ketika berjalan.
Ini Air Terjun Men
Fasilitas lain adalah rekan-rekan bisa menaiki perahu untuk menyusuri sungai sekitar air terjun dengan biaya IDR 10 ribu, selain itu kalian bisa menyewa ban atau jaket pelampung untuk turun ke sungai dan bermain air.

Gunung Kidul

Bisa dibilang ini bukan areal wisata tetapi hanya areal perbatasan masuk dan keluar Gunung Kidul. Karena taman dan pemandangannya cukup bagus. Kami menyempatkan berhenti dan berfoto-foto.
Gunung Kidul Handayani
Bila tiba di area ini, teman-teman bisa menyempatkan berhenti maupun makan di rumah makan. Karena terletak di dataran tinggi teman-teman, akan disuguhi pemandangan yang indah dari ketinggian, sehingga sangat sayang untuk dilewatkan.
Wow, Good View !!
Oh ya, sebagai referensi, waktu itu saya menyewa 1 mobil Avanza menggunakan aplikasi Do-Car, termasuk sopir untuk 12 jam, kurang lebih IDR 400 ribu. Karena waktu itu saya dari Solo, maka 12 jam itu include bolak balik dari Solo ke Jogja. Happy Travelling to Jogjes !!!

Sunday, February 11, 2018 0 komentar

Suwarnadwipa & Pulau Pagang : Javanese People Lost in Padang

Alkisah ada Javanese People yang tidak sengaja terdampar di Ranah Minang. Tak ayal lagi Rendang sudah menjadi sebuah makanan pokok yang tidak terhindarkan. (Hahaha, intro macam apa ini :D). Pada Oktober 2015 saya ke Padang, bisa dibilang hanya mampir di sela-sela keperluan Business, yang menyempatkan diri melihat lihat keadaan sekitar (Halah). Perjalanan saya ke Padang melalui darat karena domisili saya di Dumai Riau, kurang lebih 9-10 jam perjalanan menggunakan travel. Daripada menggunakan pesawat mesti ke Jakarta/ Pekanbaru dahulu baru ke Padang, selain capek juga bokek. Hehe.

Padang adalah kota besar jadi banyak pilihan untuk menuju ke sana menggunakan Pesawat. Bisa lewat Jakarta, Pekanbaru, Batam, bahkan bisa dari Jogjakarta, semua penerbangan tersebut direct alias langsung. Jika ditanya apa saja wisata di Padang, karena sifatnya cuma menyempatkan diri, saya kurang optimal menikmati destinasi disana. Tapi acara mampir-mampir saya bolehlah kami bagikan ke “Uda” semua.

Suwarnadwipa Beach Club Resort 

Lokasi Suwarnadwipa tidak jauh dari Kota Padang, yaitu di pesisir sebelah Selatan kota Padang bagian Barat Pantai Sumatera. Perjalanan kesana tidak bisa menggunakan perjalanan darat, karena memang tidak ada fasilitas jalan raya yang betul-betul ke Resort tersebut. Bisa dibilang letaknya cukup private karena tidak berdekatan dengan fasilitas apapun, meski, dia berada di utama Pulau Sumatera. Untuk lebih jelasnya, check this out this map.

Lokasi Suwarnadwipa Beach Resort (Source : Google Maps)

Perjalanan ke Resort tersebut menggunakan perahu motor dengan lama perjalanan sekitar ± 30 menit, ada beberapa pilihan untuk menuju resort tersebut, bisa melalui Pelabuhan Bungus, Pelabuhan Muaro atau Pelabuhan Carocok Tarusan. Jika ingin praktis, banyak tersedia paket wisata yang bisa temen-temen temukan di internet. Bisa “One Day Trip” maupun yang menginap. Jenis fasilitas yang ditawarkan pun cukup bervariasi dari Snorkling, Banana Boat, hingga foto underwater, akomodasi sudah termasuk di dalamnya. 


Dermaga Suwarnadwipa

Yap, beginilah penampakan sebelum masuk ke Suwarnadwipa Beach Club Resort, sebuah resort yang hanya satu-satunya di lanskap tersebut, ditambah bagian belakang masih dikelilingi hutan. Memang bener-bener terkesan seperti “Lost Island”, dimana kita melarikan diri dari hiruk pikuk kesibukan, maupun mantan-mantan yang tidak diinginkan. Hehe.

Welcome to Suwarnadwipa

Orang Ilang No. 1

Karena keterbatasan waktu, praktis kami hanya foto-foto dan sedikit menikmati pemandangan. Resort ini sebenarnya sangat unik, dengan membawa nuansa tradisional Rumah Padang dengan atapnya yang khas dan dindingnya yang didominasi oleh bahan kayu. Sayangnya saya tidak sempat masuk ke dalam resort, padahal saya cukup penasaran dengan bagian dalamnya.


Orang Ilang No. 2

Hasil searching di Google, resort ini memiliki situs sendiri yaitu https://suwarnadwipa.co.id/. Temen-temen bisa menggali lebih dalam untuk informasi lebih lanjut. Resort ini memiliki cukup banyak kamar dengan berbagai kelas sebut saja ada 8 Business Room, 3 Cottage, 5 Gazebo dan Backpacker untuk 50 orang. 


Orang Ilang No. 1 dan No. 2 Gabung

Komentar sedikit untuk lanskap pantainya, panjang bibir pantai tidak panjang dan area yang memiliki pasir pantai tidak terlalu luas, bisa dibilang mini pantai.hehe. Jika kita bermain air harus hati-hati karena banyak batuan batuan di depan area pantai. Cukup unik, next time mungkin saya ingin lebih mengexplorasi spot ini.

Pulau Pagang

Tidak jauh dari spot Suwarnadwipa Beach Club Resort, terdapat Pulau Pagang, untuk akomodasi hampir mirip dengan Suwarnadwipa, bisa menggunakan perahu motor kurang lebih 45 menit. Bahkan ada paket wisata yang menggabung perjalanan ke pulau-pulau kecil sekitarnya seperti Suwarnadwipa-Pagang-Pasumpahan-Pamutusan, memang pulau-pulau ini saling berdekatan.

Lokasi Pulau Pagang (Source : Google Maps)


Untuk areal pantai saya lebih suka Pulau Pagang dibanding Suwarnadwipa, pantainya lebih luas dan panjang sehingga sangat menyenangkan untuk berlarian maupun bermain air. Pasirnya putih ditambah banyak pohon kelapa, dapet lah suasana pantainya.

Dermaga Pulau Pagang

Banyak terdapat gazebo untuk kita duduk bersantai dan menikmati semilir angi pantai. Bagi temen-temen yang ingin menginap, terdapat cottage di pulau ini, dari hasil googling,tarif menginap di pulau pagang biasanya menjadi satu dengan paket wisata. 


Sugeng Rawung teng Pulau Pagang

Gazebo dan Tempat Leyeh-leyeh

Senasib dengan perjalanan ke Suwarnadwipa, saya disini hanya sekedar main air, foto-foto, dan nunjuk-nunjuk perahu gak jelas.hehe. Oh ya rekan saya menyempatkan snorkeling, disini disewakan peralatan snorkeling. Secara visual dari dermaga, airnya cukup jernih, sehingga cukup menyenangkan untuk snorkeling. Apakah saya Snorkeling? Jawabannya tidak, karena saya gak bawa baju ganti. Haha.

"Itu Ada Perahu !!", "Iye Gw Tahu Kalau Itu Perahu" 

Dengan segala keterbatasan yang ada, sepertinya bisa dibilang saya masih belum khatam di Pulau Pagang, seandainya berkemah dan bermalam dengan api unggun pasti seru. Oh ya bakar ikannya jangan lupa.

Jernih Om Airnya

Bukit Tinggi

Dalam perjalanan menuju pulang kami melewati kota Bukit Tinggi, maka tidak ada pilihan lain selain foto di Jam Gadang yang legendaris, lumayan walaupun hanya beberapa menit.

Gelap dan Blur, yang Penting Ada

Alhasil, gelap dan blur. Haha. Dimalam selarut itu, waktu itu pukul 11 malam, suasana di Jam Gadang masih ramai penjual. Dan, satu rasa yang tidak saya lupakan. Duingin Puol. ENJOY PADANG :D
 
;